Atasi Kelangkaan APD, Dua UPT Dinsos Jatim Produksi Masker

Atasi Kelangkaan APD, Dua UPT Dinsos Jatim Produksi Masker
Suasana pembuatan masker di UPT RSBD Bangil. Foto:dok.dinsosjatim

PASURUAN, HARIAN BANGSA - Kelangkaan alat pelindung diri (APD) dari Covid-19, melahirkan kreativitas baru di kalangan UPT Dinsos Jatim. Salah satunya, pembuatan masker oleh UPT Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (RSBD) Bangil dan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Karya (RSBK) Pasuruan.

Dua UPT Dinsos Jatim ini memberdayakan kliennya melalui pembuatan masker secara mandiri. Untuk RSBD Bangil, dari 75 penghuni panti, sedikitnya 13 orang klien yang terlibat dalam pembuatan masker di setiap harinya. Mereka adalah kaum difabel yang memiliki cacat tubuh, namun telah mendapat pelatihan menjahit selama tinggal di panti tersebut. Dalam sehari, masing-masing klien rata-rata mampu memproduksi 5-7 masker. Jumlah itu bergantung dengan jenis bahannya.

Sedangkan di RSBK Pasuruan, dari klien sebanyak 100 orang, yang terlibat dalam pembuatan masker berjumlah 8 orang. Sedikitnya klien yang terlibat karena penghuni panti ini mayoritasnya mendapat pelatihan olahan pangan, pertanian, dan pelatihan salon.

Meski begitu, dalam seharinya, 8 klien yang berasal dari mantan gelandangan dan pengemis (gepeng) ini mampu memproduksi sekitar 60 masker.

"Apa yang kami lakukan ini sebagai tindak lanjut dari instruksi Bapak Kepala Dinas agar melakukan kegiatan produktif untuk mendukung penanganan wabah virus Corona," ujar Sugiarto, Kepala UPT RSBD Bangil, yang sekaligus juga Plt Kepala RSBK Pasuruan.

Kadinsos Jatim, Dr Alwi pun mengapresiasi langkah UPT RSBD dan RSBK yang melakukan produksi masker secara mandiri, meski masih untuk kalangan sendiri dan pegawai Dinsos Jatim. Menurutnya, apa yang dilakukan UPT-nya itu merupakan wujud kreativitas dan kepedulian terhadap wabah Covid-19 saat ini.

"Memaksimalkan potensi kita ini, saya kira menjadi bagian yang sangat dianjurkan oleh Bu Gubernur," ujarnya.

Selain memproduksi masker, dua UPT itu juga telah melakukan upaya pencegahan terhadap penyebaran Covid-19. Di antaranya, melalui penyemprotan disinfektan dan memberikan sosialisasi tentang pentingnya cuci tangan dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. (mid/ns)