Banyuwangi Bikin Film Berbahasa Osing Berjudul “Impian Sang Anak Kampung”

Bahkan yang terbaru, dengan mengawali tahun 2021, LSAP Banyuwangi membuat film “Impian Sang Anak Kampung” bergenre Indhie edukasi non-komersial yang digarap secara berepisode.

Banyuwangi Bikin Film Berbahasa Osing Berjudul “Impian Sang Anak Kampung”
Ketua LSAP Banyuwangi, Denny Sun’anudin
Banyuwangi Bikin Film Berbahasa Osing Berjudul “Impian Sang Anak Kampung”

BANYUWANGI, HB.net - Kiprah Lembaga Seni Akting dan Perfilman (LSAP) Banyuwangi yang berupaya menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai pintu gerbang Perfilman Berbasis Kearifan Lokal, kian dimantapkan. Beragam potensi kearifan lokal ke ranah perfilman, sedangkan dialognya menggunakan bahasa daerah, yakni Boso Osing Banyuwangi.

 

Bahkan yang terbaru, dengan mengawali tahun 2021, LSAP Banyuwangi membuat film “Impian Sang Anak Kampung” bergenre Indhie edukasi non-komersial yang digarap secara berepisode. Pada episode perdananya mengangkat seputar kisah “Korban Kejamnya Rentenir”, yang terinspirasi dari fenomena sosial yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat.

 

Pendiri LSAP Banyuwangi, Denny Sun’anudin mengatakan, dalam episode perdana ini mengangkat peristiwa yang marak terjadi di tengah masyarakat. Yakni adanya keluarga miskin yang terjerat pinjaman pada rentenir dengan bunga cukup tinggi. Karena dalam batas tertentu tak mampu membayar hutang beserta bunganya, sang rentenir menyita rumahnya. Sedangkan yang punya rumah diusir keluar begitu saja.

 

Pihaknya berkonsentrasi mencetak calon talenta seni peran. Jadi lebih memberikan kesempatan pada putra putri daerah Banyuwangi yang mempunyai bakat dan minat untuk dididik dan dibina secara berkelanjutan tentang teknik reading dan aktingnya. Jika sudah dipandang mampu, baru diikutsertakan dalam penggarapan film yang diprodksi LSAP Banyuwangi.

 

“Selama memproduksi film sejak 2016 lalu, dalam hal pembiayaannya kami secara swadaya mandiri. Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan Pemda Banyuwangi. Bahkan tidak ada  sumbangsih dari Pemda walau itu hanya sepeserpun. Tidak ada itu,” tegas pria yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut.

 

Pihaknya juga amat menyayangkan, karena selama ini baik Bupati maupun Pemda Banyuwangi tidak pernah memberikan atensi terhadap keberadaan dunia perfilman daerah Banyuwangi. Padahal keberagaman seni budaya daerah dan wisatanya sangat layak serta eksotik di promosikan melalui film kearifan lokal.

 

Disinggung soal penayangan film-film hasil produksinya, Denny menjelaskan semuanya diunggah ke Youtube LSAP Banyuwangi Channel. Alasannya, di Channel Youtube dapat dilihat oleh siapapun secara luas sesuai luang waktunya tanpa harus ada pembatasannya.

 

“Dan teman-teman pengelola TV lokal berlangganan di Banyuwangi, alhamdulillah juga mengapresiasi dan memutarnya di channel TV-nya masing-masing secara berkala,” pungkasnya. (guh/diy)