BNPT Tangkal Potensi Radikalisme lewat Festival Musik

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berupaya menangkal potensi terorisme dengan menggelar festival musik bertajuk Aksi Musik Anak Bangsa (Asik Bang).

BNPT Tangkal Potensi Radikalisme lewat Festival Musik
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Akhmad Nurwakhid saat membuka Festival Asik Bang, Selasa (6/9) malam.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berupaya menangkal potensi terorisme dengan menggelar festival musik bertajuk Aksi Musik Anak Bangsa (Asik Bang) di sebuah kedai kopi, di Pagerwojo, Buduran, Selasa (6/9) malam.

Festival Asik Bang ini digelar bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur. Festival musik ini diikuti belasan grup band dan penyanyi solo dari sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Timur.

Tiga nominasi hasil festival musik Asik Bang ini akan dibawa ke tingkat nasional. Dalam festival ini, para peserta wajib menyanyikan lagu berjudul Salam Indonesia Harmoni, yang diciptakan Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar. Dewan juri festival ini di antaranya penyanyi Oppie Andaresta dan pencipta lagu, Ratna Koin.

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Akhmad Nurwakhid mengatakan, festival musik ini digelar BNPT yang bermitra dengan FKPT di seluruh Indonesia, di 34 provinsi. Menurutnya, festival musik tersebut masuk dalam salah satu pendekatan pencegahan radikalisme dan terorisme melalui kebijakan Pentahelix.

"Pendekatan pentaheliks melibatkan multipihak dari pemerintah baik kementerian, lembaga dan pemda, pihak civitas akademika melibatkan dunia pendidikan, media, melibatkan dunia usaha. Termasuk melibatkan komunitas yang ada di masyarakat. Baik itu ormas keagamaan maupun ormas pecinta atau pegiat seni dan budaya," jelas Akhmad Nurwakhid.

Ia mengatakan, pendekatan dengan musik dan budaya dilakukan karena radikalisme yang selama ini menjiwai teroris memiliki karakter antiseni, antibudaya, serta kearifan lokal.

Akhmad Nurwakhid menambahkan, kegiatan dengan kebijakan pentaheliks ini, selama satu sampai dua tahun ini sudah menurunkan indek potensi radikalisme. Tahun 2019 Indeks Potensi Radikalisme mencapai 38,4 persen menjadi 12,2 persen. "Insyaallah di tahun 2022 ini akan turun terus di bawah 5 persen. Semoga. Tapi ini belum kita riset, doakan saja," tandasnya.

Ketua FKPT Jawa Timur Hesti Armiwulan mengatakan, pencegahan terorisme tidak bisa dilakukan sendiri dan dibutuhkan partisipasi masyarakat. "Kolaborasi dan sinergi dari berbagai unsur perlu dilakukan salah satunya organisasi kemasyarakatan," katanya.

Ia mengatakan, pencegahan radikalisme terorisme tidak hanya dilakukan melalui dialog atau kegiatan di dalam ruangan saja, tetapi bisa dilakukan dalam berbagai kegiatan. Salah satunya bisa dilakukan kontraradikalisme melalui konten dan musik lagu  dengan narasi sebagai upaya menanggulangi terorisme. (sta/rd)