Bupati Banyuwangi dan Ketua BMKG Bahas Potensi Bencana, Di Kawasan Selatan Jawa

Dwikorita mengimbau masyarakat tetap mewaspadai potensi dan risiko terjadinya gempa besar dengan mempersiapkan jalur evakuasi ke daerah yang dianggap aman, terutama di ketinggian.

Bupati Banyuwangi dan Ketua BMKG Bahas Potensi Bencana, Di Kawasan Selatan Jawa
Bupati Ipuk dan Ketua BPKG sedang membahas potensi bencana yang salah satunya di Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi dan Ketua BMKG Bahas Potensi Bencana, Di Kawasan Selatan Jawa

BANYUWANGI, HB.net - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengunjungi Banyuwangi dan bertemu dengan Bupati Ipuk Fiestiadani, Kamis malam (4/3). Kedua pejabat perempuan itu membahas potensi, risiko dan mitigasi bencana di kawasan Pantai Selatan Jawa, termasuk Banyuwangi.

Dwikorita mengimbau masyarakat tetap mewaspadai potensi dan risiko terjadinya gempa besar dengan mempersiapkan jalur evakuasi ke daerah yang dianggap aman, terutama di ketinggian. ”Kajian kami, di Indonesia bagian selatan Jawa Timur, terjadi peningkatan aktivitas kegempaan dalam 5 tahun terakhir," kata Rita, sapaan akrab Dwikorita.

Ia menjelaskan, dalam 5 tahun terakhir potensi gempa bumi cenderung meningkat, sehingga menimbulkan potensi gempa yang lebih besar maupun tsunami. Berdasarkan analisis BMKG, kemungkinan terburuk bisa terjadi gempa berkekuatan 8,7 skala ritcher dan berpotensi tsunami di selatan Jawa Timur, tidak hanya Banyuwangi namun sepanjang pantai selatan. BMKG merekomendasikan pemerintah daerah untuk meningkatkan mitigasi.

"Mudah-mudahan itu tidak terjadi, yang penting adalah menyiapkan mitigasinya," kata Rita. Rita menjelaskan, BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi telah meninjau Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Banyuwangi untuk melihat mitigasi di tempat tersebut. Pancer dipilih karena wilayah ini pernah mengalami bencana tsunami pada 1994 silam.

"Kami sudah berada di pantai tersebut. Kami melihat, jajaran BPBD Banyuwangi siap, sudah menyiapkan jalur evakuasi, rambu-rambunya terpasang semua. Masyarakat, relawan dan petugas tampak sekali mereka siaga," ujarnya. "Tak hanya itu, Banyuwangi bahkan detail, sampai detail engineering design sudah punya," imbuhnya.

Banyuwangi sudah menyiapkan rencana kontijensi. Hanya saja, ada satu kendala yakni jalur evakuasi yang harus menyeberang sungai, sehingga dia merekomendasikan untuk membangun jembatan anti gempa. "Ini yang perlu disiapkan Banyuwangi, sarana dan prasarana pendukung untuk mempercepat proses evakuasi," ujarnya.

Bupati Ipuk mengatakan, kajiann BMKG merupakan informasi yang penting bagi Banyuwangi dalam menghadapi bencana. "Terkait sarana-prasarana untuk mitigasi bencana, segera kami bahas dengan dinas terkait. Ini akan menjadi prioritas kami," ujarnya.

Banyuwangi ke depan siap mengintegrasikan peran BMKG dalam setiap kebijakan pemda. ”Kita bisa bikin kerja sama dengan BMKG, baik itu untuk pelatihan, pelaporan, manajemen data, sosialisasi, dan pertimbangan-pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, maupun geofisika,” ujarnya. (guh/diy)