Cakupan Vaksinasi Kota Mojokerto Tertinggi di Jatim

Kota Mojokerto menempati peringkat pertama sebagai daerah dengan cakupan vaksinasi Covid-19 tertinggi di Jawa Timur.

Cakupan Vaksinasi Kota Mojokerto Tertinggi di Jatim
PIC Komunikasi Publik Vaksinasi Covid-19 Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo.

Mojokerto, HARIAN BANGSA.net - Kota Mojokerto menempati peringkat pertama sebagai daerah dengan cakupan vaksinasi Covid-19 tertinggi di Jawa Timur. Sinergitas tim pelaksana vaksinasi dari instansi pemerintah, rumah sakit swasta, rumah sakit dan klinik TNI-Polri, dukungan forkompimda, serta animo masyarakat menjadi kunci sukses vaksinasi.

"Kunci sukses cakupan vaksinasi Covid-19 teratas di Jawa Timur karena sinergitas semua pihak. Dari tim pelaksana vaksinasi, antara lain instansi pemerintah, rumah sakit swasta, rumah sakit dan klinik TNI-Polri, dukungan forkompimda dan animo masyarakat,” kata PIC (person in charge) Komunikasi Publik Vaksinasi Covid-19 Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo, Senin (5/4).

Selain itu, ada beberapa alasan yang membuat Kota Mojokerto mampu melakukan vaksinasi dengan cakupan tertinggi di Jawa Timur. Di antaranya penggerakan sasaran. Seperti sosialisasi vaksinasi secara masif, penjadwalan dan pengaturan by system.

Menurut Gaguk, peringkat dalam cakupan vaksinasi Covid-19 itu merujuk data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) tanggal 1 April 2021.

KPCPEN membagi sasaran vaksinasi menjadi tiga kelompok, yakni SDM kesehatan, pelayanan publik dan lansia. Peringkat kedua hingga kelima berturut-turut ditempati Kota Surabaya, Kota Blitar, Kota Pasuruan, Kota Kediri dan Kota Madiun.

"Kota Mojokerto berada di peringkat pertama dari 38 daerah di Jawa Timur dengan total cakupan vaksinasi tahap 1 dan tahap 2 sebesar 126,32 persen," ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Mojokerto, SDM Kesehatan Kota Mojokerto yang masuk dalam vaksinasi tahap 1 sebanyak 2.840 sasaran. Vaksinasi dosis 1 kelompok ini sebanyak 2,936 dosis atau 103,4 persen, dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 2.728 atau 96,1 persen.

Sedangkan dari sasaran pelayanan publik sebanyak 12.264 yang masuk dalam vaksinasi tahap 2, vaksinasi dosis 1 sebanyak 13.030 atau 106,3 persen dan vaksinasi dosis 2: 10.005 atau 96,1 persen.

Dari 8.785 sasaran kelompok lansia dalam vaksinasi tahap 2, vaksinasi dosis 1 sebanyak 1.375 atau15,6 persen dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 103 atau 1,2 persen."Sampai hari ini, sisa vaksin sebanyak 3.250 dosis yang dialokasikan untuk pedagang pasar dan lansia," katanya.

 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mojokerto tersebut mengatakan, sampai hari ini total dosis yang sudah diberikan sebanyak 30.176 dosis. Sasaran vaksinasi Covid-19 Kota Mojokerto sebanyak 90 ribu jiwa. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi dari jumlah penduduk sekitar 139 ribu jiwa, sebanyak 85 ribu merupakan sasaran vaksinasi dari kelompok usia di atas 18 tahun ke atas dan kelompok lansia.

"Target vaksinasi 90 ribu jiwa, karena selain warga Kota Mojokerto, juga kalangan pekerja, pedagang dan elemen masyarakat lain yang beraktivitas di Kota Mojokerto yang masuk dalam sasaran vaksinasi. Dengan dua kali penyuntikan atau dua dosis per jiwa, secara keseluruhan dibutuhkan 180 ribu dosis. Dari target itu, cakupan vaksinasi Covid-19 Kota Mojokerto saat ini mencapai 16,76 persen," ujarnya

.Sementara dari target nasional, ujar Gaguk, vaksinasi tahap 2 selesai bulan Juni 2021 dan tahap 3 dimulai bulan Juli 2021. Sedangkan untuk mempertahankan konsistensi vaksinasi hingga mencapai cakupan terbaik vaksinasi, menurut Gaguk, kontribusi dan kerja sama semua pihak menjadi pilar utama.

 "Posisi kita lebih bagus dari daerah lain. Ini harus kita pertahankan terus serta meningkatkan kecepatan dari vaksinasi, karena semakin tinggi cakupan vaksinasi, herd immunity di Kota Mojokerto berjalan lebih cepat. Ketahanan terhadap Virus Corona lebih cepat tercapai," tuturnya.

Satu kunci dalam memerangi pandemi Covid-19, imbuh Gaguk, yakni menjaga kepatuhan, ketaatan, dan disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, bisa dijalankan dengan lebih intens, lebih luas, dan lebih masif. (ris/rd)