Disperta Siapkan Area Tanam Seluas 13 Ribu Hektare di Kabupaten Probolinggo

Untuk meningkatkan hasil tembakau para petani ada banyak program yang dipersiapkan Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) melalui anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2020.

Disperta Siapkan Area Tanam Seluas 13 Ribu  Hektare di Kabupaten Probolinggo
Tanaman Tembakau yang dipersiapkan Pemkab Probolinggo.

Probolinggo-HARIAN BANGSA

Untuk meningkatkan hasil tembakau para petani ada banyak program yang dipersiapkan Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) melalui anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2020.

Salah satunya yakni bakal menggelar sosialisasi area tanam, peningkatan kualitas tembakau, bantuan untuk menaikkan produktifitas tembakau dengan bantuan bibit dan pupuk kepada para petani.

Sesuai data di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) tahun 2019 lalu dan direncanakan sama dengan tahun 2020 ini, areal tanam produktifitas tembakau berada di 7 Kecamatan yang ada seperti Kecamatan Paiton, Kotaanyar, Pakuniran, Besuk, Krejengan, Kraksaan dan Gading. Jenis tembakau yang ditanam adalah Paiton VO, Jawa dan Kasturi.

Rinciannya, di Kecamatan Paiton yakni seluas 2.169 dengan produksi 3.470 ton, kecamatan Kotaanyar seluas 1.333 hektare dengan produksi 1.653 ton, Pakuniran seluas 1.140 hektare dengan tingkat produksi 1.425, Besuk seluas 2.227 dengan produksi 3.274 ton, Krejengan seluas 2.166 hektare dengan produksi 3.769 ton, Kraksaan seluas 802 hektare dengan produksi 1.444 ton dan Gading 207 haktare dengan produksi 311 ton.

Tidak hanya itu saja, Pemkab juga telah mengembangkan area tanam di beberapa kecamatan yakni Kecamatan Maron, Pajarakan dan Gending.  Ketiga kecamatan ini juga tanam tembakau dengan jenis Paiton VO. Total produksi tanam yang dihasilkan yakni 15.746 ton dengan total keseluruhan di 10 Kecamatan yakni 10.397 hektare.

"Jenis Paiton VO merupakan kebutuhan pabrikan yang mencapai 10.774 ton. Namun, selain VO, ada jenis lain yang juga ditaman yakni Jawa yang berada di Kecamatan Wonomerto dengan luas areal 458 hektare dengan tingkat produksi mencapai 222 ton, Bantaran 118 hektare dengan produksi 59 ton, Kuripan dan Lumbang dengan luas areal 267 hektare dengan produksi mencapai 166 ton. Untuk jenis Kasturi hanya ada di Kecamatan Sukapura dengan luas areal 19 Ha dengan hasil 21 ton," ujar Kepala DKPP, Nanang Trijoko Suhartono, Kamis (19/3).

Tidak hanya itu, menurut Nanang mengatakan luas areal lahan yang dipersiapkan mencapai 13 ribu hektare. Namun, pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan BMKG terkait kapan prediksi awal tanam untuk tahun ini.

"Biasanya, awal tanam dimulai bulan Mei hingga Agustus atau September mendatang. Yang jelas nantinya, sosialisasi rencana areal tanam tembakau akan digelar Pemkab dengan menggunakan Dana DBHCHT tahun anggaran 2020," tegasnya.

Selain itu, untuk pengendalian areal tanaman tembakau yang disesuaikan dengan supply dan demand. Kebutuhan tembakau dan pembelian gudang harus seimbang agar tidak terjadi over produksi karena akan menjatuhkan harga dan merugikan petani.

“Oleh karena itu, budidaya tembakau yang dilakukan petani harus sesuai standart GAP (Good Agricultural Practices). Misalnya, pemilihan benih, pengolahan lahan, pemanenan dan pasca panen harus sesuai dengan standart sertifikat dan sertifikasi lahan. Harapannya harga sesuai dengan harapan petani, minimal sama dengan tahun kemarin,” harapnya. (ndi/adv/dur)