Gerakan Tape Manis jadi Upaya Pemkab Bantu Warga Miskin

Gerakan Tape Manis merupakan konsep penta-helik, untuk melaksanakan apa yang memang menjadi keterbatasan pemerintah daerah, utamanya dalam sisi anggaran.

Gerakan Tape Manis jadi Upaya Pemkab Bantu Warga Miskin
Wabup Irwan yang juga Sebagai Ketua PKTK Bondowoso saat Melaksanakan Rapat Koordinasi dengan Baznas dan Beberapa OPD
Gerakan Tape Manis jadi Upaya Pemkab Bantu Warga Miskin

BONDOWOSO, HARIANBANGSA.net - Gerakan Tape Manis (Tanggap dan Peduli Masyarakat Miskin) yang dihadirkan Bupati Bondowoso, Drs KH Salwa Arifin pada 17 Desember 2019 lalu, menjawab keluh kesal warga Bondowoso. Tape Manis merupakan gerakan untuk membantu warga, utamanya masyarakat miskin yang tidak tercover dalam APBN, APBD Provinsi dan APBD Daerah.

 

Ketua TPKP Bondowoso, H Irwan Bachtiar Rahmat menyampaikan, sejauh ini banyak masyarakat miskin yang mengeluh sakit sedangkan tidak terakses dalam bidang kesehatan. Bagaimana warga miskin Bondowoso yang tidak tercover dalam bidang kesehatan, pendidikan dan yang lain bisa tertangani. 

 

Alangkah dosanya para pemimpin mengabaikan ini semua. Itulah yang kita sadari. Sehingga bapak Bupati mengintruksikan bagaimana visi misi Bupati dan saya bisa diterjemahkan dalam konsep maupun di RPJMD. Kemudian lahirlah Tape Manis ini,” katanya dalam rapat koordinasi TKPK dan evaluasi persiapan PPD, Rabu (3/2).

 

Gerakan Tape Manis merupakan konsep penta-helik, untuk melaksanakan apa yang memang menjadi keterbatasan pemerintah daerah, utamanya dalam sisi anggaran. “Kami merangkul dari perbankan melalui forum CSR, dan dikomandani Bank Jatim. Alhamdulillah didukung oleh Basnaz. Sehingga berjalanlah program Tape Manis ini,” ujarnya.

 

Adapun fasilitas pengaduan warga miskin melalui Posko Tape Manis selama tahun 2020 telah mencapai 1342 pengaduan. Rata-rata adalah warga miskin yang mengalami musibah, dalam hal ini sakit dari 1342 pengaduan diterima langsung dilakukan survei lapangan oleh tim,” jelasnya.

 

Dari survei yang dilakukan oleh tim survei posko Tape Manis itu bahwa rata-rata warga miskin tidak masuk didalam jaminan kesehatan maupun DTKS. “Ini yang menjadi dasar kita, sehingga beberapa pengaduan sudah kita tindak lanjuti. Baik layanan kesehatan sampai Rumah Sakit dan sampai ke Surabaya,” imbuhnya.

 

Ia memastikan terkait Kotak amal 'Bondowoso Bersedekah' yang disebarkan di kantor instansi pemerintahan bahwa itu akan tetap ada. Namun, kotak amal tersebut dikerjasamakan dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sebagai badan penghimpun dana dari masyarakat.

 

“Nanti ada beberapa adendum yang dikerjasamakan dengan Baznas ya,” paparnya. 'Bondowoso Bersedekah' merupakan bagian dari gerakan Tape Manis (Tanggap dan Peduli Masyarakat Miskin). “Tape Manis ini membantu dalam keadaan emergency. Karena banyak warga miskin yang sakit tapi tak punya biaya, tak punya SJP (surat jaminan pelayanan). Masak harus nunggu APBD, sampai kapan?,” jelasnya.

 

Sebagai ketua TKPK (Tim Koordinasi Penggulangan Kemiskinan), pihaknya berkordinasi dengan dinas dan sejumlah camat untuk peningkatan pelayanan masyarakat, termasuk terhadap warga miskin.

 

Ditempat yang sama, Bupati Drs KH Salwa Arifin mengatakan, bahwa gerakan Tape Manis telah nyata memberikan dampak untuk membantu masyarakat miskin di Bondowoso. “Saya harapkan hal ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas lagi, manfaat yang merata, utamanya masyarakat miskin,” pungkasnya. (gik/diy)