Hari Kartini, Anik Maslachah Sebut Peran Penting Kartini di Era Pandemi

Di era pandemi ini, kaum perempuan punya peran yang penting. Diantara peran penting itu adalah, ia tetap harus menjadi ibu bagi anak-anaknya, meski beraktifitas publik atau berkarir.

Hari Kartini, Anik Maslachah Sebut Peran Penting Kartini di Era Pandemi
Anik Maslachah, S.Pd, M.Si, Wakil Ketua DPRD Jatim. foto : istimewa.

Surabaya, HB.net  - Pandemi Covid-19 menginjak tahun ke-2 melanda dunia, termasuk Indonesia. Di era pandemi ini kita harus beradaptasi dengan keadaan, menjalani perilaku atau tatanan baru. 

Di era pandemi ini, kaum perempuan punya peran yang penting. Diantara peran penting itu adalah, ia tetap harus menjadi ibu bagi anak-anaknya, meski beraktifitas publik atau berkarir.

"Kita selalu memperingati 21 April sebagai Hari Kartini. Ini peringatan Hari Kartini di tahun ke-2 pandemi Covid-19. Saya kira peran perempuan di era pandemi ini tak kalah penting. Terutama dalam sosialisasi penerapan protokol kesehatan mulai lingkungan keluarga," tutur Wakil Ketua DPRD Jatim, Anik Maslachah, Selasa (20/4/2021).

Perempuan pertama yang menjadi pimpinan DPRD Jatim pasca reformasi ini mengungkapkan, salah satu kontribusi perempuan dalam membentuk karakter bangsa adalah dengan menyediakan waktu bagi keluarga. Karena sentuhan kasih sayang ibu tidak tergantikan.

Ibu menjadi guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Fakta membuktikan banyak keberhasilan anak diawali dari keluarga berkualitas. Kualitas peran bukan diukur dari seberapa banyak waktu yang digunakan bersama keluarga, tapi bagaimana waktu yang ada itu bermanfaat.

"Ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Ia menjadi guru pertama dan utama bagi anak. Keberhasilan anak tak lepas dari sentuhan ibu," imbuh Anik.

Penasehat Fraksi PKB DPRD Jatim ini menilai di era modern seperti saat ini perempuan perlu beraktivitas sosial,  sehingga memperkaya pengalaman yang bisa bermanfaat dalam pengelolaan hidup yang sehat dan bermartabat.

Seringkali perempuan yang beraktifitas sosial lebih punya daya tahan ketimbang berfungsi domestik saja. Alumni UNESA Surabaya ini melanjutkan, perempuan juga harus jadi warga terdidik, yang selalu belajar setiap saat. Sehingga ketika aktifitas pendidikan masih daring, seorang ibu bisa menjadi guru bagi putra-putrinya secara terarah.

"Sebab tidak dinafikan akibat belajar di rumah, angka kekerasan pada anak yg dilakukan orang terdekatnya makin kian tinggi. Pun juga kenakalan anak juga makin tak terbendung," inbuhnya.

Ibu dua anak ini mengingatkan, perempuan juga harus berperan sebagai manejer keuangan, saat pandemi yg berdampak pada resesi ekonomi. Karena itu literasi keuangan sangat penting dimana perempuan harus mampu mengatur berdasarkan kebutuhan skala prioritas, agar tetap harmonis dalam keluarga

"Perempuan juga harus punya literasi kesehatan, karena kesehatan keluarga bermula dari sejauhmana peran ibu merawat kesehatan dirinya dan keluarganya," pungkas Anik. (mdr/ns)