Kampung Tangguh Desa Bogoarum Magetan Diluncurkan

Kampung Tangguh Desa Bogoarum Magetan Diluncurkan
Kapolres Magetan AKBP Festo Ari Permana melihat kesiapan Kampung Tangguh Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan. foto: anton/HARIAN BANGSA
Magetan- HARIAN BANGSA

Demi menciptakan kampung yang mandiri dalam memerangi Covid-19, Polres Magetan bersama jajaran Pemerintah setempat melaunching Kampung Tangguh,  di Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan, Kamis (28/5).
 

Bertempat di sekitar balai desa, acara langsung dipimpin Kapolres Magetan AKBP Festo Ari Permana, dihadiri Camat Plaosan,  Danramil Plaosan dan seluruh jajaran Pemerintah desa serta anggota Karang Taruna.

Kapolres Magetan AKBP Festo Ari Permana mengatakan, kegiatan launching kampung tangguh ini adalah sebagai upaya Pemerintah untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dalam berbagai sektor guna menghadapi pandemi Covid-19 di sekitarnya. "Kampung tangguh ini merupakan konsep yang diarahkan Kapolda Jawa Timur untuk mengatasi Covid-19 di masing-masing area zona merah, dengan memberdayakan semua masyarakat sekitar," kata AKBP Festo Ari Permana Kapolres Magetan, Kamis (28/5).

Kapolres menjelaskan, kampung tangguh ini bukan hanya mandiri dalam mencegah penularan Covid-19 dlingkunganya saja,  namun juga bisa berupaya mencukupi kebutuhan hidup masyarakat, seperti pangan,  dan juga keamanan yang di buat secara gotong-royong. "Semua masyarakat diberdayakan, agar bisa mandiri mengenai kesehatanya, kemudian logistiknya, lalu keamananya untuk mengurai dampak Covid-19," ujarnya.

Di sisi lain, satu Panitia acara Kampung Tangguh Sulistyohadi mengungkapkan,  awal mula muncul ide kampung tangguh itu berawal saat dua warganya dinyatakan positif Covid-19. Warga mulai berpikir dan berinovasi agar pandemi di desanya segera hilang. "Awalnya karena warga kita ada yang positif Covid-19, lalu kita mulai berinovasi untuk membantu warga desa yang diisolasi karena zona merah," terangnya.

Inovasi seperti, memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayur-sayuran,  budi daya ikan lele dalam tong di depan rumah masing-masing warga dan juga membuat warung tangguh dimana warga bisa mengambil kebutuhanya hanya dengan ditukar oleh sampah. "Kampung tangguh ini berazas kemandirian, yang kaya bisa membantu logistik,  kemudian yang tidak mampu bisa bersedekah sampah untuk ditukar logistik," tutupnya. (ton/ros)