Komisi B DPRD Surabaya Minta Pemkot Tingkatkan Peranan Ekonomi Mikro dan Kreatif

Komisi B DPRD Surabaya Minta Pemkot Tingkatkan Peranan Ekonomi Mikro dan Kreatif
 Anggota Komisi B, John Thamrun. 

SURABAYA, HARIAN BANGSA - Di tengah turbulensi ekonomi global akibat virus Corona, ketahanan ekonomi mikro diyakini bisa menangkal goncangan ekonomi. Untuk itu, kata anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Jhon Thamrun, Pemkot Surabaya harus lebih giat menggalakkan ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

“Kondisi virus Corona ini, kita harus mengandalkan produk-produk dalam negeri, dengan gencar melakukan pengembangan ekonomi kreatif,”ujarnya kepada wartawan di gedung DPRD kota Surabaya.

Ia menjelaskan, jika ekonomi kreatif di Surabaya berkembang pesat maka ketahanan ekonomi kerakyatan berjalan kondusif, efeknya maka sektor pariwisata akan naik. Dan jika kedua sektor ini meningkat, tentunya akan mendongkrak Pendapatan Asli Daerah atau PAD Kota Surabaya.

Jhon Thamrun menerangkan, selama ini Pemkot Surabaya belum menyentuh sektor ekonomi mikro dan kreatif, seperti pengembangan ekonomi di kampung-kampung, meskipun ada tapi baru 10 persennya saja. Disi lain, pengembangan ekonomi yang dilakukan Pemkot Surabaya lebih kepada ekonomi makro dan pebisnis-pebisnis besar saja.

“UMKM di Surabaya ini harus lebih digenjot lagi, dengan melibatkan warga di kampung-kampung agar menjadi sebuah kekuatan ekonomi kerakyatan. Ini yang belum dilakukan oleh Pemkot Surabaya.”tegas politisi PDI Perjuangan Kota Surabaya tersebut.

Aktivitas produksi salah satu pelaku UMKM di Surabaya

Lebih lanjut Pak Jhon, sapaan akrab Jhon Thamrun mengatakan, dalam kondisi virus Corona agar roda perekonomian di Surabaya tetap kondusif, maka solusinya adalah pengembangan ekonomi kreatif dan ekonomi kerakyatan.

Lihat saja, ujar Jhon Thamrun, baru saja kemarin pemerintah mengumumkan dua WNI positif Corona, saham di lantai bursa menjelang penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan langsung anjlok. Ini indikator jika ekonomi makro tidak tahan dalam setiap isu-isu sensitif yang terjadi didalam negeri.

“Sementara ekonomi mikro saat ini tetap kondusif, mirip era 1997 dimana krisis ekonomi merontokkan pengusaha-pengusaha besar, sementara usaha kecil dan menengah tetap berjaya.”tuturnya.

Dirinya kembali memberikan solusi kepada Pemkot Surabaya, agar pengembangan ekonomi kerakyatan harus ditingkatkan lagi sebagai dasar pondasi ketahanan perekonomian di Kota terbesar kedua di Indonesia ini.

Jhony Thamrun kembali menambahkan, Surabaya ini adalah kota pahlawan yang seharusnya ketika wisatawan berkunjung ke Surabaya, tidak hanya ditunjukkan tugu pahlawan saja, ada tetenger Mayangkara itu sebelumnya kita harus tahu dimana markas Mayangkara.

Kemudian banyak lagi destinasi objek kepahlawanan seperti, rumah HOS Tjokroaminoto, rumah Bung Karno, sekolahnya Bung Karno, dan banyak tokoh nasional yang sumber nya berasal dari Surabaya.

Destinasi wisata kepahlawanan, terang Jhon Thamrun, dibutuhkan kreatifitas warga yang ada di kampung-kampung, dan karena Surabaya dikenal juga sebagai kota kuliner, maka pengembangan ekonomi warga harus lebih ditingkatkan lagi. Tidak sekedar ada kampung lontong, tapi harus diciptakan kampung-kampung lainnya yang lebih kreatif.

“Dan ini butuh sentuhan intensif dari Pemkot Surabaya.”ungkapnya. (lan/ns)