Kakanwil Kemenag Jatim: Lama Perjalanan Haji di Masa Pandemi Corona, Bisa Mencapai Hampir Tiga Bulan

Ada banyak orang belum mengeta hui bahwa bila memaksa tetap pergi haji di masa pandemi corona, maka durasi perjalanannya bisa mencapai hampir 3 bulan.

Kakanwil Kemenag Jatim: Lama Perjalanan Haji di Masa Pandemi Corona, Bisa Mencapai Hampir Tiga Bulan
Kakanwil Kemenag Jatim, Dr H Ahmad Zayadi MPd.
Kakanwil Kemenag Jatim: Lama Perjalanan Haji di Masa Pandemi Corona, Bisa Mencapai Hampir Tiga Bulan

SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Ada banyak orang belum mengeta hui bahwa bila memaksa tetap pergi haji di masa pandemi corona, maka durasi perjalanannya bisa mencapai hampir 3 bulan.

Demikian pernyataan Kakanwil Kemenag Jatim, Dr H Ahmad Zayadi MPd saat hadir dalam webinar ke-4 Ika-UINSA pada Jumat (12/6/2020) live by aplikasi zoom.

Mengapa bisa tiga bulan? Karena semua jemaah harus mengikuti protokol kesehatan wabah corona. Saat tiba di Asrama Haji, karantina 14 hari.

“Tiba di Saudi, karantina 14 hari. Lalu pulangnya harus karantina 14 hari. Ditambah durasi ibadah sebanyak 42 hari. Maka total nencapai 82 hari atau hampir 3 bulan," kata Kakanwil yang asli Brebes, Jateng ini.

Risiko kesehatannya juga sangat tinggi. "Bisa dibayangkan, jemaah haji kita ini seringkali memilih tempat dan waktu yang afdol. Apa mungkin mereka tidak berdesakan saat tawaf, di Arafah dan lempar jumrah," tandas Zayadi.

Oleh karena itu, kata Zayadi, keputusan Menteri Agama yang membatalkan keberangkatan haji itu adalah keputusan terbaik. "Walaupun pahit, inilah keputusan yg tepat dan maslahat untuk semua," tandas mantan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pesantren di Kemenag pusat.

Saat diberikan kesempatan dialog, beberapa peserta webinar mencecar beberapa kritik kepada Kemenag, namun Kakanwil tidak bersedia menanggapi. "Kita sudah sepakat hanya sharing knowledge," tegas Zayadi.

Roisudin Bakri, Praktisi Travel haji-umrah mengkritik Kemenag yang terlalu cepat memutuskan untuk membatalkan haji. "Saya sepakat dengan kritik Ketua PBNU, bahwa Kemenag terlalu tergesa-gesa. Kalau alasannya karena tidak ada waktu untuk persiapan. Itu berarti hanya memikirkan haji reguler. Padahal untuk haji plus (khusus), tidak perlu persiapan lama," tandas Rois.

Peserta dari Sragen, Muthi’ah mengkritisi penggunaan dana jemaah haji. "Jemaah pengajian saya di Muslimat, selalu bertanya, kira-kira untuk apakah dana haji mereka," ujarnya.

Jemaah haji dari Jawa Timur yanv batal berangkat haji tahun 1441 ini ada sebanyak 34.516 orang. Mereka kebanyakan bisa menerima keputusan Menteri Agama tentang pembatalan haji ini.

"Di wilayah saya, hampir semua jemaah haji yang batal berangkat menyatakan tidak menarik uangnya. Mereka bisa menerima dengan sabar dan bisa memahami kondisi ini," ujar Abdul Haris Hasan, Kakankemenag Bangkalan yang turut serta dalam webinar itu. (*)