Provinsi Penyumbang Terbesar Ekspor Indonesia ke Pasar Global, Khofifah: Jawa Timur Urutan Kedua

Kegiatan diikuti serentak 16 Provinsi di 14 titik  keberangkatan  seluruh Indonesia secara hybrid dan berpusat di PT Bumi Menara Internusa, Lamongan, secara offline.

Provinsi Penyumbang Terbesar Ekspor Indonesia ke Pasar Global, Khofifah: Jawa Timur Urutan Kedua
 Presiden RI Joko Widodo secara virtual  melepas ekspor dari Indonesia ke pasar global. Kegiatan diikuti serentak 16 Provinsi di 14 titik  keberangkatan  seluruh Indonesia.

LAMONGAN, HARIANBANGSA.net - Provinsi Jawa Timur mendapat kehormatan menjadi pusat pelaksanaan Pelepasan Ekspor dari Indonesia ke Pasar Global yang dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo secara virtual dan dihadiri langsung oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Gubernur Jawa Timur, serta Bupati Lamongan, Jumat (4/12).

 

Kegiatan diikuti serentak 16 Provinsi di 14 titik  keberangkatan  seluruh Indonesia secara hybrid dan berpusat di PT Bumi Menara Internusa, Lamongan, secara offline. Sedangkan 13 titik lain yang mengikuti kegiatan ini yaitu Takengon, Medan, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jabodetabek, Bandung, Semarang-Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram, Samarinda, Makasar, Papua Barat, dan Manokwari mengikuti secara virtual.

 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut baik pelepasan ekspor ini sebagai upaya untuk terus meningkatkan kinerja ekspor pada masa pandemi. Terlebih dalam kesempatan ini, dari total 16 provinsi yang juga mengirimkan komoditas ekspor, Provinsi Jatim menjadi provinsi di urutan ke dua jumlah eksportir terbanyak.

 

"Saya mengapresiasi 133 eksportir yang pada hari ini telah melakukan pelepasan ekspor ke-24 negara. Ada 29 eksportir dari Jawa Timur yang turut serta pada kegiatan pelepasan ekspor hari ini, dua diantaranya merupakan IKM yang melakukan ekspor perdana," ungkap Khofifah.

 

Komoditi asal Jawa Timur yang diekspor kali ini yaitu perhiasan emas/perak, produk perikanan dan olahannya, industri kimia, handicraft, coklat dan olahannya, produk aluminium, kerupuk, sukun beku, sorbitol, produk kayu, tisu, pupuk, dan produk kimia.

 

Dan terdapat pula produk yang juga diekspor pertama kali dari Jawa Timur yaitu cerutu dari Mojokerto, dan tempat tidur sapi dari Lumajang. Produk-produk unggulan Jawa Timur tersebut diekspor ke Jepang, Australia, Amerika Serikat, Uni Eropa, Korea, China, Malaysia, dan Dubai.

 

Gubernur Khofifah mengatakan, kegiatan pelepasan ekspor ini memacu bergeraknya perekonomian setelah menurun akibat pandemi, dengan nilai ekspor mencapai USD 1,64 miliar atau setara dengan Rp 23,75 triliun.  Kegiatan ini diharapkan mendorong pelaku usaha dalam negeri untuk terus melakukan ekspor agar dapat berkontribusi pada peningkatan ekspor non migas, mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Gubernur Jawa Timur, Bupati Lamongan dan pejabat terkait lainnya ketika mengikuti acara pelepasan ekspor Indonesia ke pasar global di Lamongan, Jumat (4/12).

 

Di sisi lain, Khofifah menambahkan, dengan Jawa Timur yang menduduki peringkat kedua sebagai provinsi dengan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional turut menjadi bukti bahwa Jawa Timur mempunyai peranan signifikan bagi penerimaan devisa negara yang berasal dari kinerja perdagangan luar negeri khususnya kinerja ekspor. Pada periode Januari-Oktober 2020 nilai ekspor Jawa Timur mencapai USD 16,91 miliar atau berkontribusi sebesar 12,86 persen terhadap ekspor nasional.

 

Saat ini nilai ekspor non migas Jawa Timur pada bulan Oktober 2020 mencapai USD 1,53 miliar atau naik sebesar 0,72 persen dibandingkan September 2020.  Komoditi unggulan ekspor non migas Jawa Timur meliputi tembaga, kayu dan barang dari kayu, serta lemak dan minyak hewan nabati. Total neraca perdagangan luar negeri Jawa Timur selama bulan Oktober 2020 mengalami surplus sebesar USD 147,43 juta.


“Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan dukungan penuh bagi industri Jawa Timur, baik kecil, menengah, maupun besar untuk bisa melakukan ekspor. Kami siap memberikan fasilitasi, baik berupa permodalan, pelatihan, hingga standarisasi,” tegas Khofifah.(dev/ns)