Rice Transplanter Efektif Tingkatkan Produksi Padi

Rice Transplanter Efektif Tingkatkan Produksi Padi
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo (kiri) didampingi Kepala UPT Pengembangan Benih Padi dan Palawija saat Menanam Padi Mengguankan  Rice Transplanter

MOJOKERTO, HARIANBANGSA.net – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Benih Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur mengenalkan penanaman padi menggunakan ‘rice transplanter’. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, UPT mempunyai lahan padi dan palawija di Jatim seluas 300 hektare terbagi menjadi 70 kebun.

“Saya berharap ke depan, padi palawija ini bisa menghasilkan benih yang berkualitas, unggul dan produksinya benar-benar bisa dinikmati masyarakat,”ungkap dia usai melaunching rice transplanter di UPT, Senin (15/06).

Teknologi tanam padi di era 4.0 ini, alat pertanian tidak bisa terlepas dari kita karena menaikkan nilai tambah.

“Kalau memakai rice transplanter, tenaga kerja berkurang tetapi menghasilkan 1 hari 2 hektar. Lossesnya dapat menekan 50 persen. Kalau tradisional sekitar Rp 2 juta dan kalau memakai alat sekitar Rp 1 juta.Lalu, alat mengolah tanah juga sudah ada.Dan kalau sudah panen juga ada ‘combine harvester’,” ungkapnya.

Biaya untuk pengurusan lahan hingga penanam pun bisa dihemat hingga 50% dan nilai jual gabahnya juga lebih bagus kalau memakai alat pertanian.

“Ini bukan berarti mengurangi tenaga kerja tetapi memang di lapangan tenaga kerja sudah jarang,”ujar dia.

Untuk diketahui, Tansplanter merupakan mesin penanam padi yang digunakan pada areal tanah sawah kondisi siap tanam. Fungsinya untuk menanam bibit padi dari hasil semaian yang menggunakan tray atau dapog dengan umur bibit sekitar 10 hari.

Di tempat yang sama, Kepala UPT Pengembangan Benih Padi dan Palawija, Satoto Berbudi meyampaikan, di UPT padi dan palawija ini sudah punya potensi alat.

“Saya bertugas memanage alat itu berdaya guna, termanfaatkan dengan baik, karena alat itu ada masa penyusutan 5 tahun, jadi kalau paska 5 tahun pemeliharaannya lebih tinggi,”ungkap dia.

Sebagai contoh, menggunakan alat  tersebut, percepatan ketersediaan benih lebih cepat dan tidak bareng dengan kebutuhan petani.

“Jarak penanaman yang lebih presisi jika dilakukan dengan transplanter, juga memiliki efek yang baik bagi tumbuhan. Padi yang ditanam pada jarak yang sama, memungkinkan tanaman ini untuk tumbuh lebih tinggi. Di samping itu, padi juga lebih tahan hama jika dibandingkan penanaman secara manual,”ungkapnya.

Adapun keunggulan rice transplanter di antaranya produktivitas tanam cukup tinggi, jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 12, 14, 16, 18, 21 cm, penanaman yang presisi (akurat), dan tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 – 3,7 cm (5 level kedalaman).

“Selain itu, jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 3 tanaman per lubang dan jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam,”pungkas dia. (mid/ns)