Usaha di Surabaya Ini Justru Tambah Karyawan Saat Covid-19

Usaha di Surabaya Ini Justru Tambah Karyawan Saat Covid-19
Para pelaku UMKM di Surabaya beradaptasi terhadap situasi saat ini dengan memanfaatkan teknologi untuk menggerakkan perekonomian.

Surabaya, HARIAN BANGSA - Tak bisa dimungkiri bahwa selama satu dekade terakhir, usaha mikro kecil menengah (UMKM) telah menjadi penopang perekonomian Tanah Air. Termasuk bagi Surabaya. Namun, merebaknya pandemi Covid-19, menjadi pukulan keras bagi sektor ini. Tetapi hal ini bukan menjadi halangan bagi para pegiat UMKM di Indonesia untuk terus berjuang di tengah situasi yang serba tidak pasti ini.

Hal ini tercermin dari data yang dikumpulkan oleh Grab dimana sejak menyebarnya Virus Corona, layanan GrabExpress mengalami peningkatan pengiriman yang dilakukan oleh social seller sebanyak 40 persen.

Di tengah sepinya Kota Surabaya akibat dari kebijakan pemerintah agar masyarakat melakukan kegiatan di rumah, nampak ada kesibukan kecil di apotek E-Medika, sebuah apotek yang berlokasi di Surabaya Barat.

Semenjak Covid-19 mewabah, dalam kesehariannya apotek yang telah berdiri sejak 2012 ini terlihat banyak mitra pengiriman GrabExpress yang datang ke apotek tersebut. Mereka pergi dengan membawa paket barang yang berisi obat dan alat kesehatan yang akan diantarkan ke pelanggan.

Ratno Sanjoko, pemilik apotek E-Medika ini mengaku selama pandemi Covid-19, beberapa usaha lainnya menjadi lesu. “Memang selama pandemi ini beberapa usaha saya harus saya tutup sementara. Tapi hal tersebut tidak mematahkan semangat saya. Saya yakin di balik ini pasti ada yang bisa kita petik. Para karyawan saya perbantukan di apotek,” ujar Ratno.

Selama pandemi ini, ia menjelaskan bahwa gerai apotek yang ia miliki mengalami kenaikan sebanyak 60 persen. Pasalnya, banyak masyarakat yang mulai sadar akan kesehatan dan kebersihan diri mereka.

Ratno juga melihat adanya kenaikan pesanan pelanggan secara online melalui GrabExpress. Dia sangat terbantu dengan fitur Nalangin yang dimiliki oleh GrabExpress. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk meminta mitra pengantaran GrabExpress untuk membeli barang dengan nominal maksimal Rp 200.000. Setelah barang diantar, pelanggan dapat mengganti uang mitra pengemudi secara tunai atau melalui OVO.

 “Biasanya pesanan melalui GrabExpress cuma tiga kali sehari, tetapi sekarang jadi bisa hampir setiap jam. Banyak pelanggan yang tidak mau keluar rumah untuk membeli barang-barang, obat, atau vitamin sehingga banyak yang menggunakan GrabExpress untuk membeli dan mengirim,” kata Ratno.

Kala banyak usaha kecil mengurangi pegawainya, Ratno justru menambah tenaga kerja lepas di apoteknya. Pasalnya,  pegawai yang ada lumayan kewalahan dalam mengurusi pesanan yang masuk.

Grab memang berkomitmen untuk terus membawa dampak positif dari teknologi bagi masyarakat di Surabaya.  Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan, di masa yang sulit seperti saat ini, pihaknya sadar bahwa berhenti berusaha bukalah jawaban.

“Oleh karena itu saya sangat kagum melihat semangat yang dimiliki oleh para pegiat UMKM di Surabaya yang terus melanjutkan bisnisnya bukan hanya untuk mereka sendiri tapi juga untuk orang lain,” jelas Neneng Goenadi.

Menurut Neneng, dengan semangat tersebut pula, pihaknya bisa beradaptasi dengan situasi ini. Selain itu, bisa menjaga roda perekonomian Surabaya terus berputar agar bisa mengembalikan kestabilan ekonomi pasca pandemi ini berlalu.(rd)