Usai dari Belanda, Tim Wayang Potehi Gudo Jombang Gelar Syukuran

Setelah 11 hari melakukan perjalanan budaya ke Tong Tong Fair Den Haag, Belanda, Tim Wayang Potehi Gudo akhirnya tiba kembali di Jombang.

Usai dari Belanda, Tim Wayang Potehi Gudo Jombang Gelar Syukuran
Syukuran di Museum Potehi Gudo. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIANBANGSA.net - Setelah 11 hari melakukan perjalanan budaya ke Tong Tong Fair Den Haag, Belanda, Tim Wayang Potehi Gudo akhirnya tiba kembali di Jombang.

Kembalinya tim dengan rasa bangga setelah menjadi salah satu wakil dari Indonesia di event bergengsi. Mereka menampilkan seni budaya ditandai dengan menggelar syukuran di Museum Potehi Gudo, pada Jumat (16/9) lalu.

"Kami senang bisa menjadi salah satu wakil Indonesia menampilkan wayang potehi di sana," ujar pimpinan rombongan Toni Hok Lay.

Diungkapkan,l Toni, tidak mudah bisa manggung di Den Haag. Karena tak semua seni budaya mendapat undangan.

Apalagi, Toni dan krunya harus bersusah payah mencari pendanaan karena tidak ada dukungan serius pemerintah. Ia merasa kesenian wayang Potehi masih dianaktirikan. Tidak diperlakukan secara adil sebagaimana seni budaya lainnya. "Semua duta Indonesia di TongTong Fair didukung penuh oleh pemerintah daerah, kecuali kami," tuturnya.

Dikatakan, Toni berharap pemerintah Jombang lebih akomodatif dalam merawat semua seni budaya yang ada. Selain itu, ia berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung keberangkatan tim Potehi. Termasuk dukungan dari Wakil Bupati Jombang Sumrambah. "Iya, beliau menyumbang kami secara personal. Terima kasih," ungkapnya.

Saat hadir dalam acara syukuran tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Wiwin Sumrambah mengucapkan apresiasinya pada tim potehi Gudo. Menurutnya, mereka adalah para penjaga seni budaya Jombang yang harus terus didukung.

Komitmen Tim Potehi Gudo memperkenalkan wayang ini ke Belanda juga dibuktikan secara nyata. Toni memenghibahkan panggung dan semua wayang yang dibawanya ke Pemerintah Kota Leiden, Belanda.

"Dari museum Leiden diwakili Ibu Francine Brinkgeve. Dia adalah kurator khusus untuk seni budaya dari kawasan Asia Tenggara," terang Toni.

Melalui hibah tersebut, Toni juga berharap hubungan Indonesia dan Leiden Belanda semakin erat mempromosikan seni budaya, khususnya wayang Potehi.

Acara syukuran tersebut dihadiri sekitar 50 orang dari berbagai kalangan. Baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat, termasuk dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti).(aan/rd)