Angka Stunting Masih Tinggi, Pemkab Rakor Bersama Seluruh Stakeholder
Dalam kesempatan tersebut, Pj Sekda Heri menyerahkan penghargaan kepada TPPS Kecamatan yang dinilai terbaik dalam penanganan stunting. TPPS Kecamatan Gending berhasil meraih juara pertama, disusul oleh TPPS Kecamatan Pajarakan di posisi kedua, dan TPPS Kecamatan Tegalsiwalan di posisi ketiga.
Probolinggo, HB.net - Dalam rangka mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Probolinggo, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo selaku Sekretariat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menggelar rapat koordinasi (Rakor) TPPS Semester II Tahun 2024, di Paseban Sena Probolinggo.
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto didampingi oleh Kepala DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin ini melibatkan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait serta TPPS Kecamatan dari seluruh wilayah Kabupaten Probolinggo.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Sekda Heri menyerahkan penghargaan kepada TPPS Kecamatan yang dinilai terbaik dalam penanganan stunting. TPPS Kecamatan Gending berhasil meraih juara pertama, disusul oleh TPPS Kecamatan Pajarakan di posisi kedua, dan TPPS Kecamatan Tegalsiwalan di posisi ketiga.
Heri Sulistyanto mengatakan pentingnya koordinasi antar berbagai pihak dalam menanggulangi permasalahan stunting.
“Percepatan penurunan stunting merupakan salah satu prioritas program nasional menuju Indonesia Emas 2045. Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting secara signifikan, dan untuk itu kita membutuhkan aksi yang terintegrasi, cepat serta efektif,” ujarnya.
Pj Sekda Heri mengungkapkan, berdasarkan data dari Survey Studi Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo tercatat cukup tinggi, yakni sebesar 23,3 persen. Meskipun pada tahun 2022 angka ini mengalami penurunan menjadi 17,3 persen, namun data dari Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 35 persen yang berarti 1 dari 3 balita di Kabupaten Probolinggo terdeteksi stunting.
“Dengan kondisi ini, kita harus melakukan percepatan akselerasi, tidak hanya sekadar cepat, tetapi harus lebih terfokus agar generasi penerus kita bisa diselamatkan. Kami menunggu hasil survey terbaru dari SSGI 2024, yang kami harap bisa menunjukkan hasil yang lebih baik,” tambahnya.
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin menjelaskan bahwa konvergensi percepatan penurunan stunting di daerah dilakukan melalui 8 aksi konvergensi.
“Penanganan stunting harus dimulai sejak periode remaja dan calon pengantin, dilanjutkan pada masa kehamilan, pasca persalinan, dan terus dilakukan pendampingan hingga anak berusia 5 tahun. Intervensi yang tepat sasaran dapat memberikan dampak yang signifikan dalam menurunkan prevalensi stunting,” ujarnya. (ndi/diy)