CSR Pertamina EP Antarkan Kampung Adat Malasigi Jadi Daerah Wisata dan Penuh Energi

Makassar, HB.net- Berbicara tanah Papua tidak terlepas dari yang namanya hutan belantara, termasuk di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Dibalik tumbuhan yang lebat ternyata memiliki potensi yang luar biasa. Tak hanya sekedar keindahan alamnya, melainkan budaya dan wisdom local nya juga begitu menakjubkan.
Seperti di Kampung Adat Malasigi, Distrik Klayili, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Kampung kecil ini dulu masyarakatnya bergantung untuk berburu dan berkebun di tengah hutan lebat. Namun sejak 2023 lalu berkat bantuan CSR Pertamina EP Papua Field, daerah ini berubah drastis menjadi Kampung Wisata Adat Malasigi.
Tentu inovasi dan dukungan dari Pertamina membuat kampung wisata tersebut kini menjadi jujukan para wisatawan, baik lokal Papua maupun luar pulau hingga para turis manca negara. Disisi lain, Kampung Wisata Adat Malasigi bisa disebut kawasan penuh energi. Sebab, sejak ada pendampingan dari Pertamina EP Papua Field kampung tersebut semakin terang lantaran dibantu oleh aliran listrik tenaga surya.
"Dengan jerih payah tersebut Kampung Adat kami berubah menjadi salah satu destinasi wisata tersembunyi dengan potensi luar biasa," ungkap Kepala Kampung Adat Malasigi, Menase Fahmi kepada wartawan seusai menjadi pembicara lokal hero diacara Media Gathering 2025 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, di Makassar pada Senin, (23/6/2025).
Kampung Adat Malasigi menjadi pusat ekowisata berawal dari pengembangan potensi yang ada di kawasan tersebut. Tercatat sejak 2022 menjadi tonggak awal perjalanan dan memulai pengembangannya. Pada saay itu warga Kampung Malasigi mulai menggali potensi wisata sumber air panas yang unik dan mengalir langsung dari celah batu di dasar sungai.
Tidak hanya itu saja, kawasan hutan ini juga menjadi habitat alami lima jenis burung cendrawasih. Termasuk Cendrawasih Raja Dada Biru dan Cendrawasih Kuning, termasuk burung langka yang menjadi simbol eksotis tanah Papua.
"Dulu kampung kami gelap, tidak ada listrik dan hanya pakai obor. Hari ini berkat pendampingan NGO, Pertamina dan pemerintah, kampung kami hidup 24 jam. Ada listrik, ada air bersih dan kini kami bisa menghemat uang sekitar 30-40 juta perbulan," beber Fahmi yang juga menjadi Ketua Lembaga Penyuluh Hutan Kampung.
Menurut dia, tak mudah memang mengembangkan wisata di daerah terpencil. Ada jalan terjal, jembatan rusak, bahkan akses internet yang terbatas menjadi tantangan sehari-hari. Namun, hal itu tak menyurutkan warga kampung Malasigi yang menjadi motor penggerak wisata di kampung tersebut.
Kendati demikian, para warga tetap gigih membuat lokasi wisata yang menawarkan kearifan lokal budaya, pertunjukkan adat hinga pemandangan alam. Mulai, pertunjukan tari adat saat tamu datang, pemberian noken anyaman mama-mama sebagai cinderamata, hingga kisah penyembuhan penyakit yang konon terbantu oleh mandi air panas.
"Kami bukan hanya menjual pemandangan. Kami menawarkan kehangatan keluarga," ucapnya.
Jerih payah warga Kampung Adat Malasigi dalam mengelola ekowisata ternyata membuahkan hasil. Semula hanya menyambut tamu lokal sejak 2007, wisata air panas Malasigi kini mulai dilirik para wisatawan baik lokal, maupun turis luar negeri. Disisi lain, pendampingan yang konsisten dari Pertamina EP Papua Field dan warga setempat, sehingga Kampung Adat Malasigi memperoleh prestasi meraih Juara I pelopor wisata di tingkat provinsi dan Juara II di tingkat nasional.
"Berhasilnya pengelolaan wisata ini juga bisa memberdayakan masyarakat sekitar untuk meningkatkan ekonomi. Selain itu, hasilnya uang pengelolaan wisata juga menjadi program beasiswa untuk anak-anak sekolah yang di Kampung Adat," bebernya.
Pertamina EP Komitmen Bantu Kampung Wisata Adat Malasigi
Manager Communication Relations (Comrel) dan Community Involvement Development (CID) Regional Indonesia Timur Pertamina EP Cepu, Rahmat Drajat menyatakan, Pertamina EP telah komitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Kampung Adat Malasigi. Tekad ini diimplementasikan oleh Pertamina EP Papua Field sejak 2023 lalu.
Jajaran Pertamina EP Papua Filed saat mengunjungi Kampung Adat Malasigi yang disambut oleh warga setempat.
Dalam komitmennya Pertamina EP telah membantu mengembangkan ekowisata yang ada kampung adat. Termasuk, memaksimalkan ekowisata sumber air panas alami, membantu dibidang pertanian berkelanjutan dan menyalurkan energi bersih.
"Pendampingan yang dilakukan tidak hanya sebatas pelatihan rutin, tetapi juga menyentuh sektor ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. Salah satu program adalah pengembangan anyaman Noken atau kerajinan tangan khas suku Moi yang memiliki nilai budaya tinggi," tutur Rahmat sapaan akrabnya.
Dalam aspek energi, Pertamina EP juga menaruh perhatian terhadap kebutuhan dasar masyarakat. Dulu warga masih bergantung pada aliran sungai dari pegunungan tanpa akses listrik dan internet. Kini berkat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 8.700 watt lengkap dengan baterai, warga bisa menikmati listrik selama 24 jam.
"Kami ingin menciptakan ekosistem yang menyeluruh, pariwisata berkelanjutan, pertanian yang mandiri, dan pelestarian budaya," pungkasnya.
Tentu Pertamina EP berkeinginan program ini tidak berhenti pada generasi sekarang, tapi juga memberi kail untuk anak muda selanjutnya. Pastinya yang ditanam hari ini bisa tumbuh dan memberi manfaat jangka panjang. Selain itu, ada juga salah program ini adalah penguatan Lokal Heroes.
"Kami hanya menyediakan program dan fasilitas, tapi keberhasilan program itu sangat tergantung pada masyarakat itu sendiri. Dan di sinilah peran lokal heroes menjadi penting," tutupnya. (suwandi)