Diduga Korban Penganiayaan, Polisi Bongkar Makam
Sebuah makam di kawasan Pemakaman Umum Delta Praloyo, Sidoarjo, dibongkar petugas kepolisian, Jumat (2/4).
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Sebuah makam di kawasan Pemakaman Umum Delta Praloyo, Sidoarjo, dibongkar petugas kepolisian, Jumat (2/4). Hal itu dilakukan untuk penyelidikan lebih lanjut terkait meninggalnya Agitha Cahyani (14) yang diduga menjadi korban kekerasan.
Pembongkaran makam Agitha Cahyani dimulai sekitar pukul 09.30 WIB. Sekitar kurang lebih 30 menit, jenazah berhasil diangkat dari liang kubur oleh tim penggali kubur.
"Iya, kita lakukan otopsi, karena diduga penyebab meninggalnya korban ini janggal," kata Kasatreskrim Polresta Sidoarjo Kompol M. Wahyudin Latif.
Selanjutnya, jenazah yang dimakamkan pada Minggu (28/3) lalu itu, langsung dilakukan otopsi oleh Tim Forensik RSUD Sidoarjo. Ada beberapa pihak keluarga yang ikut menyaksikan proses autopsi jenazah tersebut. Dan pada 13.00 WIB jenazah korban sudah selesai dimakamkan.
Pembongkaran makam tersebut bermula dari laporan Erlita Dewi, ibu Agitha Cahyani yang mengetahui bahwa terdapat beberapa luka lebam pada tubuh jenazah anaknya.
Sebelumnya, pada hari Sabtu (27/3), Erlita Dewi yang ada di Kota Kendari ditelepon oleh Agung Wahyudi (mantan suaminya) jika anak sulungnya meninggal dunia. "Saya langsung syok mendengar kabar itu," ujar Erlita Dewi, Sabtu (3/4).
Seketika itu, Erlita Dewi meminta agar anaknya jangan dimakamkan dulu dan harus menunggunya. Sabtu itu dia langsung mencari tiket pesawat jurusan Surabaya. Namun dia mendapatkan tiket pesawat Minggu pagi (28/3), dan langsung berangkat.
Setibanya di rumah mantan suaminya tersebut, Erlita langsung membuka kafan jenazah korban. Dia melihat jenazah korban Agitha terdapat darah di hidung, memar di dekat hidung sebelah kiri. Serta bekas memar di pipi kiri. Tak cuma itu saja. Erlita juga melihat ada genangan darah dari belakang kepala korban.
"Ada beberapa luka lebam dan mengeluarkan dari tubuh anak saya," ungkapnya.
Melihat adanya kejadian tersebut Erlita Dewi, sebagai ibu kandung, merasa tidak terima karena terlihat jelas ada luka memar dan keluar darah pada jenazah korban. Selanjutnya ia melaporkan kejadian itu ke Mapolresta Sidoarjo. "Saya lapor hari Senin kemarin," jelasnya.
Erlita Dewi bercerita jika ia telah bercerai dengan Agung Wahyudi, empat tahun lalu. Awalnya keempat buah hatinya dia yang mengasuh. Saat itu ia tinggal di Kota Malang.
Namun pada tahun 2018, tepatnya sebelum Hari Raya Idul Fitri, Agung meminta agar anak-anak ikut dengannya, lantaran akan diajak ke Bali. Pada saat hari raya tersebut semua anak-anak sempat video call dengan Erlita. Namun esok harinya, Erlita sudah tidak bisa menghubungi anak-anaknya, karena nomor teleponnya diblokir Agung. Sedangkan Erlita saat itu, sudah berada di Kendari.
Dan setelah tiga tahun tak ketemu dengan ke empat buah hatinya. Sabtu (27/3) Agung menelpon dan memberi kabar kalau Agitha meninggal dunia.(cat/rd)