Dinkes Jatim Edukasi Kader Kesehatan tentang Gema Cermat, Alkes dan PKRT
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI mengatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
Surabaya, HB.net - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menggelar Pertemuan Edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) dan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Rumah Tangga (PKRT) kepada 100 kader kesehatan Aisyiyah Surabaya dan Sidoarjo, di Surabaya, Kamis (30/11/2024).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI mengatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, khususnya kader kesehatan akan pentingnya penggunaan obat, alkes dan PKRT dengan benar.
“Ibu adalah dokter dan perawat pertama untuk keluarganya. Oleh karena itu ibunya harus diedukasi, khususnya dalam penggunaan obat yang benar agar menjadi Ibu yang hebat. Ibu-ibu hebat, harapannya keluarganya nanti jadi jauh lebih hebat. Kalau keluarganya hebat, maka nantinya lingkungan yang lebih luas akan lebih sehat," jelas Erwin.
Erwin menambahkan bahwa saat ini ada 3 besar penyakit di rumah sakit, yaitu penyakit keganasan misalnya kanker, penyakit metabolik misalnya hipertensi, diabetes, jantung, dan penyakit infeksi. Karena kasusnya banyak, maka membutuhkan anggaran yang banyak pula untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut.
“Oleh karena itu, tugas kita saat ini adalah meningkatkan upaya promotif dan preventif, salah satunya melalui program Gema Cermat, yaitu gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat dan alkes dengan benar dan deteksi dini pada penyakit," kata Erwin.
Pola Hidup Sehat juga sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena penyakit keganasan maupun metabolik itu disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat, seperti malas olahraga, konsumsi junk food, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kefarmasian, Susilo Ari Wardani, S.Si, Apt,M.Kes M.Kes. menerangkan bahwa dalam pertemuan ini, para kader akan diberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai DAGUSIBU, yaitu Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang obat secara benar.
Yang pertama, dapatkan, sebaiknya kita mendapatkan obat di tempat yang terjamin mutu dan kualitas (obat asli) yaitu dari Apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit, Puskesmas, Klinik, toko obat yang resmi dan lain- lain, selain itu mendapat informasi detail tentang obat yang dikonsumsi.
Kedua, gunakan, menggunakan obat secara benar sesuai dengan petunjuk. Obat merupakan bahan yang digunakan dengan dosis tertentu, penggunaan yang tepat dan dimanfaatkan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mencegah penyakit dan memelihara kesehatan. Penggunaan obat mengacu pada prinsip penggunaan obat seperti tepat diagnosa, tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, cara dan lama pemberian serta tepat pemberian informasi.
Ketiga, simpan, supaya obat dapat digunakan hingga masa kadarluasa sebaiknya di simpan dengan petunjuk penyimpanan yang tepat. Simpan di tempat yang tidak terkena matahari langsung, kering dan tidak lembab. Perlu diperhatikan tempat penyimpanan jauh dari jangkauan anak-anak. Simpan obat sesuai dengan kemasan aslinya dan memastikan obat tersebut tertutup rapat agar terhindar dari kontaminasi.
Keempat, buang, ciri-ciri obat kadaluwarsa adalah telah melewati tanggal waktu kadaluwarsa dan obat tersebut telah berubah rasa, bau dan warna. Obat yang telah kadaluwarsa tidak boleh dibuang sembarangan karena beresiko disalahgunakan atau tidak sengaja terminum oleh orang sehingga sebaiknya obat dibuka dahulu kemasannya lalu dihancurkan kemudian di buang ke tempat sampah.
“Harapannya, setelah para kader mendapat pengetahuan mengenai DAGUSIBU, Dapatkan Gunakan, Simpan dan Buang obat dengan benar, bisa diterapakan di keluarganya dan menginformasikan ke lingkungan sekitarnya," jelas Ari wardani.
Ia melanjutkan bahwa pertemuan seperti ini sudah dilakukan sejak tahun 2015 dengan menggandeng berbagai stakeholder, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, Dharmawanita, PKK, Saka Bhakti Husada, dan lain sebagainya.
"Pada kesempatan ini, para mahasiswa magister administrasi rumah sakit UMY, aktif mendampingi para kader untuk belajar mengenali obat yang dikonsumsi, mulai dari komposisi obat, dosis, dan efek samping obat. Mahasiswa juga mengajari para kader mengimplementasikan e-flash card berbasis QR barcode dalam meningkatkan pengetahuan pengobatan hipertensi, "ujar dia.
Salah satu peserta dari Aisyiyah cabang Sedati Sidoarjo Erlysta Alfian Zulfa mengaku senang mengikuti seosialisasi tersebut.
"Harapan kami, sebagai kader aisyiyah mampu mempresentasikan yang mana obat keras, obat herbal. Dan berbagai tanda di obat-obat itu, " kata dia.
Zulfa melanjutkan, dengan adanya edukasi tersebut dapat dengan mudah menyampaikan ke sesama perempuan tentang Hipertensi dan pentingnya PKRT.
"Nantinya akan kami sosialisasikan di masing-masing Kecamatan karena kami perwakilan dari tiap Kecamatan. Jadi harus di sosialisasikan dengan baik, "pungkas dia. (mid/ns)