Guntur Sasono Minta Empat Pilar Jadi Pegangan Petani Hadapi Gejolak Ekonomi dan Perkuat Ketahanan Pangan

Guntur Sasono Minta Empat Pilar Jadi Pegangan Petani Hadapi Gejolak Ekonomi dan Perkuat Ketahanan Pangan
Anggota MPR RI Fraksi Partai Demokrat, Drs. H. Guntur Sasono, M.Si, menyeahkan materi sosialisasi empat pilar kebangsaan.

Madiun, HB.net - Dalam situasi ekonomi global yang tak menentu dan harga kebutuhan pokok yang sering berfluktuasi, para petani di Kabupaten Madiun diminta memperkuat semangat kebangsaan melalui pemahaman terhadap Empat Pilar Kebangsaan. Hal ini disampaikan oleh Anggota MPR RI Fraksi Partai Demokrat, Drs. H. Guntur Sasono, M.Si, dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar pada Jumat, 7 Maret 2025, di RM Pondok Djati, Jl. Raya Dungus, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.

Acara ini diikuti oleh 150 peserta dari gabungan kelompok tani se-Kabupaten Madiun. Dalam sambutannya, Guntur menekankan bahwa Empat Pilar yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi pedoman utama masyarakat, terutama petani, dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk tekanan ekonomi global dan digitalisasi sektor pertanian.

"Kami tidak hanya ingin menyampaikan teori, tetapi juga mengajak masyarakat, khususnya petani, untuk menjadikan Empat Pilar sebagai dasar berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, termasuk saat menghadapi situasi ekonomi yang tidak stabil," ujarnya.

Menurut Guntur, nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar mampu membangun mental tangguh dan solidaritas antar petani di tengah berbagai tekanan ekonomi. Selain itu, ia mengajak petani terus berinovasi dalam bertani, agar bisa bertahan dan bahkan berkembang di tengah tantangan zaman.

"Petani harus siap dengan perubahan. Kita dorong produktivitas agar bisa meningkatkan pendapatan. Jangan hanya bergantung pada pola lama. Nilai gotong royong dan semangat kebangsaan harus menjadi kekuatan kita bersama," tambahnya.

Ia juga menyinggung pentingnya peran pemerintah untuk terus berpihak pada petani, terutama dalam hal penyediaan sarana produksi, akses pasar, hingga perlindungan harga hasil panen. Semua itu, menurutnya, merupakan bentuk nyata dari upaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945.

Salah satu peserta sosialisasi, Sukardi, petani dari Kecamatan Wungu, mengaku mendapatkan wawasan baru dari kegiatan ini.

"Kami memang sering menghadapi naik turunnya harga pupuk dan hasil panen. Tapi tadi kami diingatkan, bahwa dengan semangat kebangsaan dan kerja sama antar petani, kita bisa saling menguatkan. Ini penting supaya kami tidak gampang menyerah," katanya.

Guntur Sasono berharap, daya tahan kelompok tani diperkuat lagi untuk menghadapi gejolak ekonomi dan menjadi pengingat bahwa semangat persatuan, keadilan, dan gotong royong adalah kunci untuk membangun pertanian yang lebih sejahtera dan berkelanjutan. (fer/ns)