Jemaah Haji NTT Dandan Ala Sultan dan Sultana

Tidak sedikit dari mereka yang memakai banyak perhiasan di leher dan tangan serta tidak ketinggalan kerudung khas mereka yang menyerupai sultana atau ratu. Sementara itu, para laki-laki memakai gamis panjang dengan surban ala pria Arab mirip yang dipakai para sultan atau raja.

Jemaah Haji NTT Dandan Ala Sultan dan Sultana
Para jemaah haji asal Kupang, NTT yang berdandan ala raja dan ratu.

Surabaya, HB.net - Suasana pagi pada Minggu (6/7) di Asrama Haji Surabaya tampak semarak dengan pemandangan para wanita memakai semacam gaun pesta dengan hiasan manik-manik dan payet emas.

Tidak sedikit dari mereka yang memakai banyak perhiasan di leher dan tangan serta tidak ketinggalan kerudung khas mereka yang menyerupai sultana atau ratu. Sementara itu, para laki-laki memakai gamis panjang dengan surban ala pria Arab mirip yang dipakai para sultan atau raja.

Para wanita dan pria tersebut bukan hendak ke pesta tetapi mereka adalah jemaah Haji dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menginap di Asrama Haji setelah tiba dari Tanah Suci pada Jumat (4/7/2025) malam.

Setelah proses pemulangan, tidak seperti para jemaah haji Bali yang langsung bertolak ke kampung halaman, para jemaah haji NTT yang tergabung dalam kloter 74 dan 75 menginap terlebih dahulu, baik di asrama haji maupun di hotel luar asrama. Tradisi penyambutan jemaah haji di NTT berlangsung dengan meriah.

Salah seorang jemaah wanita, Kasma (33 tahun) yang ditemui menjelaskan bahwa mereka melakukan tradisi nenek moyanng mereka dari Bugis, Sulawesi Selatan. “Kami tingggal di Kupang, tetapi kami merupakan keturunan dari Bone, Bugis, Sulawesi Selatan,” terang Kasma yang merupakan warga Kuanino, Kota Raja, Kupang.

Menurutnya, mereka berpakaian glamor bukan untuk pamer. Mereka memakai baju mewah sebagai simbol memuliakan haji karena tidak semua orang khususnya dari Bugis dapat pergi ke Tanah Suci.

“Kami datang disambut saudara-saudara, bahkan saudara dari jauh juga turut hadir menyambut. Ada juga teman-teman dan para tetangga. Biasanya kami mengadakan syukuran, tidak hanya ketika berangkat tetapi ketika pulang ke kampung halama,” jelas wanita yang sehari-hari jualan sembako di Kota Kupang ini.

Mereka pun memberikan oleh-oleh haji kepada tamu-tamu yang berkunjung ke rumah. Kasma menceritakan busana dan pernak-pernik yang ia pakai telah ia persiapkan semenjak persiapan berangkat ke Tanah Suci.

“Baju dan segala pernak-perniknya ini sudah dipersiapkan sejak sebelum berangkat ke Tanah Suci. Jadi baju ini juga kami bawa ke Tanah Suci. Memang disiapkan untuk dipakai ketika pulang ke Kupang dari Surabaya,” tuturnya.

Kasma beserta 139 jemaah haji NTT dari Kota Kupang lainnya dijadwalkan terbang dari Bandara Juanda pada Minggu (6/7) pukul 11.10 WIB dan diperkirakan tiba di Bandara El Tari pada  pukul 14.10 WITA. Hingga Minggu pagi ini, sebanyak 30.721 jemaah haji dari 81 kloter Debarkasi Surabaya telah tiba di Tanah Air. Jumlah ini setara 83 persen dari total 36.815 jemaah haji. (ari/diy)