Komisi C DPRD Surabaya Dukung Rencana Pemkot Bangun Taman Wisata Komodo
Kata Baktiono, secara tidak langsung BUMD milik Pemkot Surabaya ini ikut andil melestarikan satwa yang menjadi ikon Indonesia.
Surabaya, HB.net - Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Baktiono mendukung rencana Pemerintah Kota Surabaya yang akan membangun Taman Wisata Komodo. Menurutnya, rencana itu cukup bagus dan bisa mendongkrak citra Kota Surabaya sebagai salah satu tujuan wisata.
Selain itu, kata Baktiono, secara tidak langsung BUMD milik Pemkot Surabaya ini ikut andil melestarikan satwa yang menjadi ikon Indonesia.
Saat ini diperkirakan hanya ada 3.458 komodo dewasa dan bayi di alam liar. Riset lain menyebutkan angkanya bahkan tinggal kisaran 2.500.
Untuk lokasi pembangunan Taman Wisata Komodo, Baktiono mengaku memang ada dua lokasi yang diusulkan manajemen PDTS KBS sebagai inisiator, yakni di kawasan Mangrove Wonorejo (Surabaya Timur) dan Kawasan Banyuurip (Surabaya Barat). Namun, menurutnya, Kawasan Mangrove Wonorejo tampaknya lebih cocok sebagai habitat komodo. Karena, Wonorejo itu daerah pesisir yang cuaca dan suhunya mirip dengan Pulau Komodo. Di sana ada bukit-bukit. Karena itu, nanti harus dibangun perbukitan.
Meski demikian, dia meminta manajemen KBS mempersiapkan dengan matang. Begitu komodo dilepas bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan barunya.
“Manajemen KBS harus melakukan kajian secara detail lebih dulu. Jangan tergesa-gesa karena Taman Wisata Komodo nanti harus menjadi tempat wisata yang aman dan nyaman bagi pengunjung,” tegas dia.
Lebih jauh, Baktiono menandaskan, jika proyek ini terealisasi, maka bisa dijadikan satu paket wisata di Surabaya. Misalnya, setelah berkunjung di KBS, pungunjung bisa langsung dibawa ke Taman Wisata Komodo dan Kawasan Wisata Mangrove Wonorejo. Kemudian dilanjutkan ke THP Kenjeran, dan Museum Tugu Pahlawan.
Bahkan, kalau bisa dipromosikan lagi untuk Wisata Pahlawan Nasional, seperti rumah kelahiran Bung Karno, makam WR Soepratman, makam Bung Tomo dan lain lain. “Sehingga para pengunjung dari luar kota nantinya bisa seharian di Surabaya. Dan ini tentu diharapkan bisa meningkatkan PAD dari sektor pariwisata, ” jelas dia.
Namun sebelum Taman Wisata Komodo itu dibangun, lanjut dia, Pemkot Surabaya harus menyiapkan akses jalan ke Wonorejo. Sehingga nanti bisa terintegrasi dengan tempat wisata lainnya. “Ya, semuanya harus dipersiapkan secara matang. Termasuk angkutan bus dan lahan parkirnya yang luas,” kata Baktiono.
Humas PDTS KBS, Agus Supangkat ketika dikonfirmasi membenarkan rencana membangun destinasi wisata Taman Komodo. “Itu memang rencana jangka panjang,” ujar dia.
Agus Supangkat menjelaskan, ada beberapa lokasi yang jadi alternatif pembangunan Taman Wisata Komodo, yakni di Surabaya Barat dan Surabaya Timur .
Saat ini, menurut dia, tim dari Pemkot Surabaya dan KBS masih melakukan studi kelayakan. “Ya, mudah- mudahan rencana yang cukup bagus, baik dari sisi wisata maupun konservasi ini bisa secepatnya terealisasi. Dengan begitu, warga Surabaya tidak perlu jauh-jauh datang ke Pulau Komodo (NTT) kalau ingin melihat komodo,” ungkap Agus Supangkat.
Koleksi satwa Komodo di Kebun Binatang Surabaya.
Dia menambahkan, nantinya masyarakat bisa belajar di destinasi wisata baru tersebut. “Pengunjung bisa melihat perkembangan komodo mulai dari kecil hingga dewasa, termasuk perilaku hewan purba itu waktu makan atau saat kawin, dan lain-lain. Mohon doanya agar rencana tersebut bisa terwujud sehingga bisa dijadikan sarana edukasi, konservasi, dan rekreasi untuk masyarakat,” tandas dia.
Agus Supangkat mengakui, komodo yang merupakan salah satu warisan dunia, dikembangbiakkan di KBS sejak 1980-an hingga saat ini. Bahkan, reptil tersebut bisa berkembang biak cukup baik dan diatur manajemen perkawinannya. Ini untuk melestarikan spesies yang terancam punah tersebut.
Saat ini, lanjut dia, KBS memiliki koleksi lebih kurang 133 komodo. Kemudian ada tambahan 29 komodo yang baru menetas dalam proses penangkaran beberapa bulan lalu. “Jadi, Total KBS punya koleksi 162 komodo. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa bagi masyarakat maupun peneliti,”tegas dia. (lan/ns)