Main Podcast, Santri Tebuireng Ajak Prokes dan Vaksinasi
Pandemi Covid-19 mendorong berbagai pihak bersinergi dalam memutus rantai penularan Virus Corona.
Jombang, HARIAN BANGSA.net - Pandemi Covid-19 mendorong berbagai pihak bersinergi dalam memutus rantai penularan Virus Corona. Santri di pondok Pesantren Tebuireng Jombang turut menjadi pelopor dalam penerapan disiplin protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Salah satu contoh kongkrit yang diterapkan di Pesantren Tebuireng adalah keberadaan Satgas Covid-19 di internal pesantren. Seluruh kegiatan yang melibatkan banyak orang harus mendapatkan persetujuan Satgas Covid-19. Selain itu, santri juga saling memberi pengaruh dalam upaya percepatan penanganan Covid-19 melalui vaksinasi.
Salah satunya menggandeng Sharla Martiza, influencer muda dari Kabupaten Jombang. Santri-santri muda Tebuireng mendapat persetujuan Satgas Covid-19 untuk menggelar bincang podcast yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Tebuireng Online pada Kamis (12/8) malam. Dengan dukungan Akatara Jurnalis Sahabat Anak dan UNICEF, podcast mengusung tema Santri Tebuireng Bincang Covid-19.
Dalam podcast tersebut, sebagai remaja 17 tahun Sharla mengaku miris dengan tingginya kasus Covid-19 dan banyak anak jadi korban. Karenanya, ia mengajak seluruh kalangan remaja untuk turut mematuhi protokol kesehatan dan giat mendukung program vaksinasi.
"Sampai hari ini penularan Covid-19 masih tinggi. Apalagi varian baru semakin menular, makanya ayo semua kita harus patuh dan tetap menerapkan 3M," tutur Sharla.
Sharla mengaku bersyukur karena dia berada di lingkungan keluarga yang mendukung vaksin dan prokes. Ia berharap, seluruh keluarga di Indonesia juga memberi dukungan kepada anak-anaknya melalui upaya-upaya yang dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi pandemi. Dari 3 M yang ada, Sharla menambahkan satu M, yakni menyetop ngopi-ngopi diluar.
"Menahan ngopi diluar, jadi ngopinya lewat vidio call aja dlu," ucap Sharla sembari melempar tawa.
Sementara, salah satu santri Ponpes Tebuireng Jombang, Farhan Ishaqi mengatakan, para santri di pesantren memang jumlahnya cukup banyak. Dengan penerapan prokes yang benar, ia yakin upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di pesantren bisa dilakukan.
Farhan menyayangkan masih ada pihak-pihak yang menolak vaksin. Sehingga ia menyarankan agar pemerintah lebih gencar lagi mensosialisasikan vaksinasi khususnya di lingkungan pesantren.
"Vaksin itu penting menurut saya, karena tidak ada cara lain lagi selain taat prokes dan vaksin. Jika kita bisa mencegah kerusakan yang lebih parah melalui vaksin ini, kenapa tidak. Saya juga sudah vaksin," tegas Farhan.
Di lokasi yang sama, Pengurus Ponpes Tebuireng Jombang, Hawari Rifqi menambahkan, selama pandemi Covid-19 ini pengetatan di pesantren juga dilakukan. Ada aturan sesuai prokes yang diterapkan dengan ketat, seperti kunjungan keluarga santri maupun segala aktifitas yang dilakukan di dalam pesantren.
"Penerapan prokes dan 3M harus dilakukan. Selebaran dan semua tempelan untuk patuh prokes diterapkan di berbagai sudut pesantren," ujarnya.
Diakui Hawari, penerapan prokes dan penanggulangan Covid-19 lebih kompleks, karena pesantren diisi oleh anak-anak hampir dari seluruh Indonesia. Tidak hanya dari satu atau dua kabupaten, kota saja. Namun ia yakin, dukungan dari banyak pihak dapat membantu pesantren turut menjadi pelopor penanggulangan pandemi.
Kegiatan bincang podcast oleh santri yang berlangsung selama dua jam tersebut diakhiri dengan komitmen bersama oleh santri dan pengurus pesantren untuk serentak mendorong vaksinasi dan ketaatan terhadap protokol Covid-19. Duet salawat Sharla Martiza dan Farhan Ishaki menjadi penghujung podcast.(aan/rd)