Nawa Bhakti Satya Jatim Sehat, Dinkes Ciptakan Inovasi untuk Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Raih Puluhan Penghargaan

Berkat keseriusannya dalam mewujudkan Jatim Sehat, Jawa Timur meraih puluhan penghargaan di bidang kesehatan di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

Nawa Bhakti Satya Jatim Sehat, Dinkes Ciptakan Inovasi untuk Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Raih Puluhan Penghargaan

Surabaya, HB.net - Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki sembilan program utama yang dirangkum dalam Nawa Bhakti Satya. Salah satunya adalah Bhakti Jatim Cerdas dan Sehat. Amanah ini diemban dengan penuh tanggung jawab oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim).

Berkat keseriusannya dalam mewujudkan Jatim Sehat, Jawa Timur meraih puluhan penghargaan di bidang kesehatan di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

Penghargaan tersebut diperoleh dari Kementerian hingga stakeholder terkait. Untuk menguatkan program itu, Dinkes Jatim terus berinovasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Jawa Timur.

Dinkes Jatim mengusung beberapa program inovasi unggulan. Di antaranya adalah YANKES BERGERAK, BUAIAN, KOPIPU, SAJADAH, TANTISTAS, dan E-TIBI.

YANKES BERGERAK (Pelayanan Kesehatan Bergerak)

Gubernur Khofifah mengapresiasi Tim Pelayanan Kesehatan (Yankes) Bergerak Pemprov Jatim  yang terus semangat dalam memberikan pelayanan kesehatan di kepulauan terpencil di Jawa Timur. Mulai tahun 2019-2023, masyarakat kepulauan yang telah mendapatkan layanan sebanyak 9.996 orang.

Gubernur Khofifah menjelaskan, Yankes Bergerak Pemprov Jatim merupakan wujud upaya penjangkauan layanan kesehatan bagi masyarakat di kepulauan. Ini penting, mengingat kondisi geografis yang tidak mudah dan terbatasnya sumberdaya seringkali menjadi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan yankes di kepulauan.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa kehadiran Tim Yankes Bergerak memberikan harapan hidup baru bagi masyarakat kepulauan.

“Sebab bagi masyarakat yang sudah sembuh dari katarak/penyakit mata lainnya harapan hidupnya pasti akan meningkat. Begitu juga untuk yang sudah mendapat layanan bedah ataupun kandungan/obgyn,” tandasnya.

Untuk melengkapi Program Yankes Bergerak, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga melaksanakan Program Kunjungan Dokter Spesialis ke Kepulauan dan Koridor Madura serta memberikan dukungan anggaran kepada Kabupaten/Kota melalui Bantuan Keuangan Khusus Bidang Kesehatan untuk kegiatan Pemenuhan Dokter Umum di Puskesmas Daerah Kepulauan dan Pemenuhan Dokter Umum di Puskesmas sesuai Standar.

BUAIAN (Bunda Anak Impian)

BUAIAN merupakan program pendampingan pada ibu hamil risiko tinggi oleh kader sebagai upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)/ Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Timur.

Pada tahun 2019, jumlah kader yang melakukan pendampingan kepada 1.858 ibu hamil risiko tinggi sebanyak 1.000 orang, dan hasilnya ibu hamil yang melahirkan dengan selamat sebanyak 1.853 (99,7%). Pada tahun 2020, jumlah kader yang melakukan pendampingan kepada 1.497 Ibu hamil risiko tinggi sebanyak 1.000 orang, dan hasilnya ibu hamil melahirkan dengan selamat sebanyak 1.496 orang (99,9%).

Pada tahun 2021, jumlah kader yang melakukan pendampingan kepada 2.775 ibu hamil risiko tinggi sebanyak 2.500 orang dan hasilnya ibu hamil melahirkan dengan selamat sebanyak 2.771 orang (99,9%). Pada tahun 2022, jumlah kader yang melakukan pendampingan kepada 2.390 ibu hamil risiko tinggi sebanyak 1.957 orang dan hasilnya ibu hamil melahirkan dengan selamat sebanyak 2.390 orang (100%).

Dan pada tahun 2023, jumlah kader yang melakukan pendampingan kepada 1.428 Ibu  hamil risiko tinggi sebanyak 1.000 orang dan hasilnya ibu hamil melahirkan dengan selamat sebanyak 1.423 orang (99,6%).

Mulai tahun 2020, BUAIAN diperluas dengan pengembangan skrining ibu hamil risiko tinggi secara gratis dan dapat dilakukan secara mandiri. BUAIAN dilengkapi dengan Aplikasi dan Chatbot yang mampu melakukan skrining awal ibu hamil beresiko tinggi, apabila ditemukan ibu hamil beresiko tinggi maka akan diarahkan ke bidan/dokter kandungan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut dan usulan pendampingan oleh Kader BUAIAN.

BUAIAN dapat diakses melalui https://buaian.jatimprov.go.id/ dan Chat bot https://t.me/buaian_bot (@buaian_bot).

KOPIPU (Konseling dari Pintu ke Pintu)

KOPIPU merupakan kunjungan konseling kesehatan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan di Ponkesdes dibantu oleh mitra dari unsur masyarakat/organisasi kemasyarakatan berkunjung ke rumah keluarga yang mempunyai masalah kesehatan untuk memberikan konseling sesuai permasalahan kesehatan di masing-masing keluarga.

Keluarga yang dikunjungi merupakan keluarga yang masuk kriteria tidak sehat/pra sehat menurut hasil pencapaian Indikator Keluarga Sehat. KOPIPU telah dilaksanakan mulai tahun 2019. Hingga tahun 2023, Tim KOPIPU telah melakukan kunjungan terhadap 801.717 keluarga dengan permasalahan kesehatan.

SAJADAH (Santri Jatim Sehat dan Berkah)

SAJADAH merupakan program pendampingan dalam rangka optimalisasi pelayanan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Tenaga Kesehatan dan Organisasi Kemasyarakatan meningkatkan kapasitas dan mendampingi kader santri husada dalam menjalankan pelayanan di poskestren.

Sejak tahun 2019, jumlah pesantren yang didampingi  sebanyak 1343 dengan hasil rata-rata peningkatan strata poskestren (madya, purnama, mandiri) sebesar 81,92%.

Mulai tahun 2023 SAJADAH diperluas menjadi IKI PESAT (Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovasi Pesantren Sehat), dengan integrasi pelayanan kesehatan yaitu skrining TBC, minum TTD, dan Inspeksi Kesehatan Lingkungan.

TANTISTAS (Penyediaan Pelayanan Gratis dan Berkualitas)

Untuk mendukung penyediaan pelayanan gratis dan berkualitas, Pemprov Jatim mendorong kabupaten/kota dalam mencapai Universal Health Coverage (UHC).

Atas komitmen dan kerjasama yang baik dari seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota terdapat peningkatan yang signifikan dari kabupaten/kota yang telah mencapai Universal Health Coverage (UHC), dimana pada tahun 2017 hanya terdapat 1 (satu) daerah sedangkan pada Desember 2023 telah mencapai 25 Kabupaten/Kota. Diharapkan pada tahun 2024, 13 kabupaten tersisa dapat menyusul.

Dengan demikian diharapkan pelayanan Kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat dapat senantiasa ditingkatkan.

E-TIBI (Aplikasi Skrining Tuberkulosis Secara Mandiri)

Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi TBC tahun 2030 serta mendukung The End TB strategy, yaitu mengurangi 80% insiden dan 90% kematian akibat TBC pada 2030.

Strategi penanggulangan TBC di Indonesia menggunakan pendekatan “Temukan dan Obati Sampai Sembuh” (TOSS). Salah satu langkah utamanya adalah penemuan terduga TBC sebanyak mungkin, ditindaklanjuti dengan pemeriksaan diagnosis menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM), dan diobati sesuai standar.

Upaya penemuan kasus TBC di Jawa Timur didukung dengan aplikasi yang diluncurkan oleh Dinkes Jatim, yaitu E-TIBI yang merupakan aplikasi skrining Tuberkulosis secara mandiri, dimana masyarakat juga berkontribusi untuk mengassesment dirinya sendiri apakah termasuk kelompok terduga TBC atau tidak. Jika ditemukan terduga TBC, maka akan ada notifikasi yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh tim puskesmas setempat.

Sejak diluncurkan perdana tanggal 27 April 2022, E-TIBI diakses sebanyak 7.231 jiwa (laki-laki 39% dan perempuan 61%). Dari hasil skrining didapatkan hasil 76,8% bukan terduga TBC, 20,3% terduga TBC, dan 2,9% merupakan Kontak Erat kasus TBC.

Pada Bulan Maret 2023, dilakukan pengembangan aplikasi E-TIBI dengan menambahkan fitur Mitra, sehingga dapat diketahui kontribusi masyarakat, komunitas, maupun lintas sektor dalam penemuan terduga TBC. E-TIBI dapat diakses melalui https://dinkes.jatimprov.go.id/assesment-tbc/public/  (mid/ns)