Pemkab Gelar Sekolah Lapangan Bagi 100 Petani

Kegiatan Sekolah Lapang Tematik Pertanian Pemupukan Organik pada Tanaman Jagung ini diikuti oleh 100 petani dari wilayah Kecamatan Sumberasih didampingi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Sumberasih.

Pemkab Gelar Sekolah Lapangan Bagi 100 Petani
Disperta saat memonitor tanaman jagung paska tanam yang menggunakan pupuk organik.

Probolinggo, HB.net - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pertanian (Diperta) terus mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan Farm Field Day (FFD) untuk monitoring pertumbuhan tanaman jagung berusia 50 hari setelah tanam (hst).

Kegiatan Sekolah Lapang Tematik Pertanian Pemupukan Organik pada Tanaman Jagung ini diikuti oleh 100 petani dari wilayah Kecamatan Sumberasih didampingi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Sumberasih.

FFD ini dihadiri Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Yahyadi, Kepala Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih, mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang serta beberapa perwakilan dari Diperta Kabupaten Probolinggo seperti JF Pelaksana Penyuluh Pertanian Muda Febti Suryani dan staf Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian.

Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Yahyadi menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada petani tentang manfaat penggunaan pupuk organik dalam budidaya jagung.

“Melalui FFD ini, kami ingin menunjukkan secara langsung kepada petani peserta sekolah lapang tentang dampak positif dari penggunaan pupuk organik. Hasilnya, tanaman jagung yang diberi pupuk organik memiliki batang dan daun yang lebih besar, sehingga tanaman menjadi lebih kokoh dan tidak mudah rebah. Diharapkan, hal ini juga dapat menghasilkan tongkol jagung yang lebih besar dan maksimal dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia saja,” katanya.

Yahyadi menerangkan perubahan signifikan pada struktur tanah. “Tanah yang dipupuk secara organik memiliki struktur yang lebih remah, berbeda dengan tanah yang hanya menggunakan pupuk kimia. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk organik tidak hanya baik untuk tanaman, tetapi juga memperbaiki kualitas tanah,” terangnya.

Mengingat dampak positif dari penggunaan pupuk organik terhadap kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, Yahyadi mendorong adanya analisis usaha tani setelah panen nanti.

“Kami perlu melakukan analisis usaha tani untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang bisa didapat petani dari penggunaan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk anorganik. Ini penting agar petani dapat lebih yakin dalam mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan,” terangnya.

Yahyadi mengajak kelompok tani dan pemerintah desa untuk berkoordinasi dalam merencanakan produksi pupuk organik secara mandiri. Diharapkan kelompok tani bersama pemerintah desa bisa segera melakukan perencanaan terkait pembuatan pupuk organik. (ndi/diy)