Petrokimia Gresik Dorong Milenial Optimalkan Produktivitas Pertanian
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih menyatakan, Petrokimia Gresik terus mendorong kalangan milenial (muda) untuk terjun dan mengoptimalkan produktivitas pertanian
Gresik, HARIANBANGSA.net - Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih menyatakan, Petrokimia Gresik terus mendorong kalangan milenial (muda) untuk terjun dan mengoptimalkan produktivitas pertanian dalam upaya mencegah terjadinya krisis pangan yang mengancam dunia.
"Pernyataan itu saya sampaikan saat menjadi narasumber dalam talkshow Petro AgriTalk bertajuk Peran Petrokimia Gresik dan Pemuda di Tengah Isu Pangan Global,” ucap Digna, Jumat (11/8).
Dikatakan Digna, potensi krisis pangan dapat dilihat dari tren kebutuhan pangan dan luas lahan pertanian di Indonesia. Dimana pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia otomatis diikuti kebutuhan pangan yang terus meningkatkan.
"Berdasarkan data Kementerian Pertanian, jika dibandingkan antara kebutuhan tahun 2020 dengan proyeksi Indonesia Emas di tahun 2045, terjadi peningkatan kebutuhan beras nasional sekitar 5,44 juta ton, dari 29,86 juta ton menjadi 35,3 juta ton,," ungkap Digna.
Sayangnya, kata Digna, tren peningkatan kebutuhan pangan tersebut berbanding terbalik dengan tren luas lahan pertanian di Indonesia, yang berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), semakin berkurang.
Sebagai perbandingan, luas lahan pertanian Indonesia di tahun 2012 mencapai 8,13 juta hektare dan di tahun 2019 berkurang menjadi 7,46 juta hektare. Sedangkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan, produktivitas sawah di Indonesia rata-rata 5,2 ton per hektare. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan pangan di tahun 2045, produktivitas sawah harus mencapai 7 ton per hektare, dengan estimasi luas lahan tidak lagi berkurang.
"Untuk itu, harus ada inovasi-inovasi baru dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. Hal itu menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk generasi muda, agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga," tegas Digna.
Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan Petrokimia Gresik dapat dilihat dari kepeloporannya dalam menciptakan teknologi pemupukan melalui produk-produk inovasi. Kemudian, menyediakan pupuk subsidi dan non-subsidi berkualitas, melakukan pengawalan budi daya pertanian melalui program Makmur yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Selain itu, aktif mendorong regenerasi petani sebagai upaya mengamankan masa depan pertanian dan ketahanan pangan Indonesia.
Lebih jauh Digna menyatakan, upaya dalam mendorong regenerasi petani sendiri telah dilakukan sejak tahun 2014 dengan menggandeng Pelatihan Anak Remaja Tani (Patra). Kemudian, di tahun 2017 menyelenggarakan Jambore Petani Muda (JPM) yang rutin dilaksanakan tiap tahun hingga saat ini. Program ini telah menghasilkan banyak petani muda sukses, seperti Kampung Strawberry di Bali, dan Kampung Buah Naga di Banyuwangi.
"Saat ini sudah cukup banyak sosok petani muda yang sukses di bidang pertanian. Ini harus diiringi dengan inovasi teknologi pertanian modern agar semakin banyak generasi muda yang tertarik terjun ke sektor ini. Jadi dari generasi muda, oleh generasi muda, untuk generasi mendatang. Dan kita sebagai industri siap mendukung," tutup Digna. (hud/rd)