Ponpes Riyadlus Sholihin Juarai Lomba Baca Kitab Kuning
Lomba ini merupakan rangkaian semarak Hari Santri Nasional (HSN) ke VII Kota Probolinggo 2021.
Probolinggo, HB.net - Tak hanya menggelar Lomba Patrol Religi. Pemkot Probolinggo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama PCNU juga menggelar Lomba Baca Kitab Kuning, Selasa (2/11) malam.
Ada 6 peserta yang bertarung dalam grand final dari 37 peserta yang ikut dalam lomba Baca Kitab Kuning yang digelar di Puri Manggala Bhakti. Lomba ini merupakan rangkaian semarak Hari Santri Nasional (HSN) ke VII Kota Probolinggo 2021.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Sardi mengatakan, ada penilaian khusus terkait pada setiap perlombaan yang digelar. Peserta harus menampilkan seni, sehingga peserta terus mengasah kegiatan atau latihannya, apalagi dalam situasi pandemi saat ini agar kreativitas anak tidak vakum.
"Selain untuk pembinaan kepada kelompok kesenian dan sanggar. Lomba-lomba ini juga bertujuan agar mereka tetap berlatih dan tidak vakum. Biar mereka tetap berlatih disaat pandemi yang melanda saat ini," ujar Sardi.
Ketua Panitia Lomba Kitab Kuning, Masyhuri Nurzah mengatakan, tujuan digelarnya lomba Kitab Kuning ini adalah untuk memberikan unjuk gigi kepada santri-santri di Pondok Pesantren dalam membaca kitab kuning atau kitab gundul.
"Kitab kuning adalah tradisi pesantren. Setelah membaca (kitab kuning) ini, langsung dimaknai. Sehingga ini menjadi tantangan. Karena membaca membaca kitab (kuning) langsung memaknai Bahasa Indonesia. Nah, ini yang menjadi tantangan bagi para finalis,” ujar Masyhuri Nurzah yang juga Wakil Sekertaris PCNU ini.
Pemenang juara I mendapat Rp 1.000.000 yakni M. Hasan Barron (PP Riyadlus Sholihin), juara II Rp 750 ribu adalah Isa Anshori (PP Riyadlus Sholihin), juara III membawa uang pembinaan Rp 500 ribu yakni Farah (PP Raudlatul Malikiyah).
Sedangkan juara harapan I, II dan III memperoleh masing-masing uang pembinaan Rp 250 ribu yakni Ilham Hamdani (PAC IPNU Kedopok), Abdul Ghofar (PP Raudlatlut Tholibin) dan Ana (PP Nurul Hidayah). Untuk peserta lombanya sendiri tidak hanya santri tetapi masyarakat umum. (ndi/diy)