Targetkan Pengangguran Terbuka Turun 0,4 Persen

Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) mencatat, pengguna Aplikasi Link and Match Assik (Arek Suroboyo Siap Kerjo) mencapai sekitar 38 ribu.

Targetkan Pengangguran Terbuka Turun 0,4 Persen
Para pencari kerja ketika mengunjungi acara job fair.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) mencatat, pengguna Aplikasi Link and Match Assik (Arek Suroboyo Siap Kerjo) mencapai sekitar 38 ribu. Rata-rata, pengguna aplikasi berbasis website tersebut diakses oleh pencari kerja usia produktif.

Kepala Disperinaker Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, melalui Aplikasi Assik, pencari kerja bisa mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan upah minimum kota (UMK) Surabaya. Hebi mengungkapkan, mayoritas pengguna aplikasi ini adalah pencari kerja usia 18 tahun ke atas.

“Mereka (pengguna Aplikasi Assik) belum tentu menganggur, mungkin ada yang sambil dagang atau ngojek. Tetapi mereka mendaftar ke kami tentunya ingin menjadi pekerja penerima upah untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” kata Hebi, Rabu (2/7).

Hebi menjelaskan, melalui Aplikasi Assik, pencari kerja bisa mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan gaji UMK. Dirinya juga memastikan, lowongan pekerjaan yang tersedia di aplikasi tersebut sudah terverifikasi.

“Sehingga meminimalisir potensi lowongan kerja fiktif yang marak beredar di sosial media. Ini salah satu usaha agar usia produktif mendapat pekerjaan di sektor yang sesuai dengan keahlian mereka,” jelas Hebi.

Mantan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya itu menyebutkan, adanya aplikasi ini diharapkan dapat menekan angka pengangguran terbuka di Surabaya. Ia menargetkan, pengangguran terbuka di Surabaya bisa turun 0,4 persen di tahun 2025.

Hebi menyebutkan, pemkot terus melakukan berbagai upaya untuk menekan pengangguran terbuka di Surabaya. Yakni dimulai dari melakukan pendataan pencari kerja usia produktif, hingga menyiapkan tenaga kerja ahli melalui program pelatihan kerja dan kewirausahaan. “Kami juga optimalisasi pekerja migran Indonesia, siapa yang berminat kami sambungkan dengan agen pengelola pekerja ke luar negeri,” sebutnya.

Tidak hanya itu, peluang kerja atau job fair juga disebarluaskan ke kawasan perkampungan. Terlebih, saat ini terdapat 500 kampung pancasila yang dibentuk oleh Pemkot Surabaya. “Kami juga melibatkan DPMPTSP, jika terdapat pengusaha yang mengurus perizinan, direkomendasikan 60 persen pekerjanya merupakan orang ber-KTP Surabaya,” paparnya. (ari/rd)