Yayasan Wings Peduli Perluas Pembinaan Bank Sampah di Surabaya dan Bekasi

Yayasan Wings Peduli kembali menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan bersih dan berkelanjutan dengan menambah bank sampah binaan, yakni Gang Wolu Ninu Ninu di Surabaya dan Gratera di Bekasi, sebagai bagian dari kampanye #PilahDariSekarang.

Yayasan Wings Peduli Perluas Pembinaan Bank Sampah di Surabaya dan Bekasi
Oleh pengurus, sampah yang terkumpul kemudian disalurkan ke mitra pendaur ulang atau bank sampah induk.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Yayasan Wings Peduli kembali menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan bersih dan berkelanjutan dengan menambah bank sampah binaan, yakni Gang Wolu Ninu Ninu di Surabaya dan Gratera di Bekasi, sebagai bagian dari kampanye #PilahDariSekarang.

Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan dua bank sampah yang sudah didampingi oleh Yayasan Wings Peduli bersama Waste4Change, yang telah menjangkau total puluhan nasabah aktif di dua komunitas berbeda dan mengelola lebih dari dua ton sampah anorganik hingga April 2025 sejak awal pembinaan di 2024.

Program pendampingan bank sampah merupakan upaya Yayasan Wings Peduli dalam mendukung program pemerintah untuk mengelola sampah terpilah dari sumber, sebagaimana diatur dalam Permen LHK No.14 Tahun 2021. Dalam regulasi tersebut, bank sampah ditetapkan sebagai sarana edukasi, instrumen perubahan perilaku, sekaligus moda penerapan ekonomi sirkular di Indonesia dalam pengelolaan sampah. Meski volume kontribusinya masih kecil, peran bank sampah sangat strategis dalam membentuk kebiasaan memilah dan mengelola sampah dari rumah.

Perwakilan Yayasan Wings Peduli Sheila Kansil mengatakan, penambahan unit bank sampah ini diharapkan dapat meningkatkan lebih banyak partisipasi masyarakat untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab dengan memilah sampah dari rumah. “Hal ini sejalan dengan tiga langkah kampanye #PilahDariSekarang, yaitu Kenali, Pilah, dan Setor,” katanya, Selasa (10/6).

Program pendampingan bank sampah sebagai rangkaian kampanye #PilahDariSekarang ini adalah upaya Yayasan Wings Peduli membentuk ekosistem pengelolaan sampah yang mandiri berbasis komunitas. Kartini 09 di Jakarta Timur dan BIA di Surabaya merupakan bank sampah binaan sejak 2024 yang akan dijadikan model untuk mengembangkan kedua bank sampah baru di tahun ini, dengan memberdayakan masyarakat berdasarkan keunikannya agar dapat mengelola sampah secara inklusif dan edukatif.

Bank Sampah BIA di Surabaya yang sempat vakum selama pandemi, kini aktif kembali setelah mengalami restrukturisasi organisasi. Dengan dukungan ketua RT sebagai penasihat, Yayasan Wings Peduli bersama mitra pendampingnya berhasil mendorong BIA untuk mengeluarkan imbauan mengenai pemilahan dan pengelolaan sampah dari rumah tangga. Sejak pendampingan berlangsung hingga April 2025, bank sampah ini berhasil mengelola lebih dari 1,3 ton sampah anorganik, termasuk kategori yang lebih detail seperti boks plastik, minyak jelantah, hingga seng.

“Sejak ada pendampingan #PilahDariSekarang, pelatihan di bank sampah semakin informatif dan praktik pemilahan sampahnya semakin lengkap. Termasuk minyak jelantah dan plastik berdasarkan jenisnya, sehingga semakin banyak warga yang semangat menyetorkan sampahnya di sini.” Anggita, nasabah Bank Sampah BIA di Surabaya

Campaign Manager Waste4Change Saka Dwi Hanggara mengatakan, bersama Yayasan Wings Peduli, pihaknya melakukan pendampingan yang tidak hanya sebatas operasional teknis, tetapi mencakup pembinaan menyeluruh dari aspek kelembagaan, regulasi, partisipasi warga, hingga penguatan keuangan. “Tujuannya adalah menciptakan bank sampah yang mandiri, berdaya, dan berkelanjutan sebagai bagian dari ekosistem ekonomi sirkular di tingkat komunitas,” ujarnya.

Saka Dwi menambahkah, setiap sampah yang disetorkan nasabah akan ditimbang dan dicatat berdasarkan volume dan jenisnya oleh pengurus bank sampah, lalu dikonversi menjadi saldo tabungan. Nasabah biasanya akan mencairkan uang tabungan ini jelang Idul Fitri dan akhir tahun. Oleh pengurus, sampah tersebut akan dijual ke BSI (Bank Sampah Induk) atau mitra daur ulang terdekat untuk dapat dikelola oleh pihak yang bertanggung jawab.(rd)