Banyak Komoditas, Sistem Resi Gudang Berpotensi Tumbuh

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI-Persero) terus mendorong dan sosialisasi pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG).

Banyak Komoditas, Sistem Resi Gudang Berpotensi Tumbuh
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi dalam acara Ngopi Bersama Lintas Nusantara secara online.

Jakarta, HARIAN BANGSA.net - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI-Persero) terus mendorong dan sosialisasi pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG). Hal ini sebagai  upaya untuk peningkatan nilai komoditas dan kesejahteraan petani serta pemilik komoditas.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bappebti Tjahya Widayanti dan Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi dalam acara Ngopi Bersama Lintas Nusantara yang dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring), Selasa (23/6).

Kepala Bappebti Tjahya Widayanti mengungkapkan, pemanfaatan SRG di Indonesia ke depan sangat berpotensi untuk tumbuh. Hal ini mengingat luasnya wilayah Indonesia yang memiliki banyak komoditas. Sayangnya, sampai dengan saat ini, masih banyak masyarakat, khususnya para petani, nelayan, maupun pemilik komoditas belum memanfaatkan instrumen ini secara maksimal.

“Padahal dengan memanfaatkan Resi Gudang, nilai komoditas akan meningkat. Pada akhirnya akan meningkatkan tingkat perekonomian para pemilik komoditas tersebut. Untuk itu, Bappebti sebagai regulator, terus melakukan sosialisasi terkait manfaat Resi Gudang ini bagi petani dan pemilik komoditas,” jelasnya.

Berdasarkan UU No.9 Tahun 2006 tentang SRG yang kemudian diamandemen dengan UU No.9 Tahun 2011 tentang SRG, Sistem Resi Gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan dan penyelesaian transaksi Resi Gudang. Sementara, Resi Gudang adalah dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di suatu gudang yang diterbitkan oleh pengelolanya. Resi Gudang ini nantinya dapat digunakan sebagai jaminan atas kredit dari perbankan.

Oleh karena Resi Gudang merupakan instrumen surat berharga, sehingga dapat diperdagangkan, diperjualbelikan, dipertukarkan, ataupun digunakan sebagai jaminan bagi pinjaman. Resi Gudang dapat juga digunakan untuk pengiriman barang dalam transaksi derivatif seperti halnya kontrak berjangka Resi Gudang. Derivatif Resi Gudang ini hanya dapat diterbitkan oleh bank, lembaga keuangan nonbank, dan pedagang berjangka yang telah mendapat persetujuan Bappebti.

Sementara, Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, dalam hal pemanfaatan SRG, peran KBI tidak hanya sebatas sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang semata. Namun lebih dari itu. Sebagai BUMN, KBI mengemban tugas untuk berperan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Untuk itu, selain sebagai lembaga administratif  pusat registrasi, kami juga terus melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan SRG bersama dengan para pemangku kepentingan yang lain. Kami optimis, ke depan pemanfaatan sistem resi gudang akan tumbuh,” ungkapnya dalam kesempatan yang sama.

Menurut Fajar,  selain karena luas wilayah Indonesia yang besar dengan segala komoditasnya, masyarakat dan para pelaku usaha juga sudah mulai melirik SRG sebagai instrumen yang menguntungkan.

Sebagai contoh, dua komoditas yang terakhir teregistrasi di KBI adalah timah dan ikan, yang selama ini belum pernah memanfaatkan SRG. Padahal Indonesia kaya akan timah juga dengan potensi ikan laut.

Untuk saat ini, satu-satunya Pusat Registrasi Resi Gudang adalah di PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero). Perusahaan BUMN plat merah ini mendapatkan izin dari Bappebti sebagai pusat registrasi. Fungsinya melakukan  pencatatan, penyimpanan, pemindahbukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan, serta penyediaan sistem dan jaringan informasi Resi Gudang dan Derivatif Resi Gudang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 33 Tahun 2020, tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam rangka Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang, saat ini terdapat 18 jenis komoditas yang masuk dalam skema Sistem Resi Gudang. Yaitu gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, bawang merah, ikan, pala, dan ayam beku karkas.(rd)