10 Tahun Wali Kota Risma  Pimpin Surabaya, Segudang Legacy Tak Akan Pernah Dilupakan Sejarah

Di balik pertumbuhan dan perkembangan Kota Surabaya yang kian pesat, ada tangan dingin dan semangat pantang menyerah Wali Kota Risma. Sejak awal dilantik jadi Wali Kota Surabaya pada tahun   2010, hidupnya   diwakafkan   untuk   membangun  dan  menyejahterakan   warga   Surabaya

10 Tahun Wali Kota Risma  Pimpin Surabaya, Segudang Legacy Tak Akan Pernah Dilupakan Sejarah

SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Sudah hampir   10   tahun   Wali   Kota   Surabaya   Tri   Rismaharini   memimpin   Kota   Surabaya. Berbagai terobosan dan inovasinya telah banyak dirasakan oleh warga. Segudang legacy-nya pun nyata dan tak akan pernah dilupakan sejarah.  

Di balik pertumbuhan dan perkembangan Kota Surabaya yang kian pesat, ada tangan dingin dan semangat pantang menyerah Wali Kota Risma. Sejak awal dilantik jadi Wali Kota Surabaya pada tahun   2010, hidupnya   diwakafkan   untuk   membangun  dan  menyejahterakan   warga   Surabaya. Waktunya   habis   untuk   memikirkan   Surabaya.   Tak   heran   jika   Surabaya   berubah   drastis, menjelma menjadi kota yang sejajar dengan kota-kota besar di dunia. 

Dalam bidang infrastruktur, legacy atau warisan yang ditinggalkan begitu banyak. Ia berhasil merealisasikan berbagai  pembangunan yang   sudah ada  sejak  lama di   master  plan Surabaya. Berbagai pembangunan itu adalah menuntaskan Frontage Road (FR) Jalan Ahmad Yani sisi baratyang dimulai dari depan City of Tomorrow (Cito) hingga akhirnya tuntas di FR Wonokromo, dengan panjang sekitar 5,9 kilometer.  

Selain   itu,   di   masa   Wali   Kota   Risma   juga   menuntaskan   pembangunan   frontage   road   Jalan Ahmad Yani sisi timur, menuntaskan pembangunan Jalan Merr atau Jalan Ir. Soekarno yang panjangnya 10,75 kilometer, membangun Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB), Jalan Luar LingkarTimur (JLLT),  Jalan Wiyung,  Jalan Simpang Dukuh, Jalan Kedung Baruk, jalan  akses TPABenowo,   jalan   akses   ke   lapangan   tembak   dan   berbagai   jalan   baru   lainnya.   Jika   ditotal, pembangunan jalan baru selama Wali Kota Risma mencapai 259 kilometer. 

“Kalau   pembebasan   lahannya   mulai   2010 - 2020,   kami   sudah   melakukan   pembebasan   lahan sebanyak 2.665 persil dengan luas 419.942 meter persegi, dan total nominalnya sebesar Rp 1,9 triliun lebih,”kata Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati.

Pedestrian juga terus dibangun, hingga tahun 2020 ini, panjang pedestrian di Kota Surabaya sudah mencapai 101.193,30 meter. Di bawah pedestrian dan beberapa jalan, terdapat saluran besar yang dipasangi box culvert untuk antisipasi banjir, panjang saluran hingga saat ini sudah mencapai 232.884,6 meter. Demi mengantisipasi banjir, dibangun pula bozem atau waduk yang jumlahnya hingga saat ini sudah mencapai 75 bozem. Dibangun pula rumah 59 rumah pompa dan disiapkan 111 unit genset. 

“Di masa Bu Risma, juga banyak membangun jembatan, tahun 2010 hanya ada 6 jembatan dan saat ini sudah ada 134 jembatan. Target tahun ini Jembatan Joyoboyo harus selesai, karena itu akan jadi ikon Surabaya,” kata Erna. 

Di samping itu, saat kepemimpinan Wali Kota Risma juga selalu konsisten membangun taman dan ruang terbuka hijau. Hingga saat ini, sudah ada sebanyak 573 taman kota yang tersebar diberbagai  titik, luas   total  taman di   seluruh Surabaya hingga   tahun   2020 ini   sudah   mencapai 1.651,24 hektare. Bahkan, hutan kota terus dibangun hingga mencapai 90,78 hektar.

“Sementara luas ruang terbuka hijau (RTH) di Surabaya sudah mencapai 7.356,24 hektare atau 21,99 persen dari luas Kota Surabaya, sehingga RTH publik kami sudah di atas target minimal sesuai   dengan   Peraturan   Menteri   (Permen)   PU   nomor   05/PRT/M/2008   tentang   Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Anna Fajriatin. 

Kemudian pengelolaan sampah juga terus disempurnakan. Saat ini sudah ada sebanyak 533 bank sampah,   ada   9   lokasi   Tempat   Pembuangan   Sampah   Sementara   (TPS)   3R   (Reduce,   Reuse,Recyle), ada pula 28 rumah kompos di berbagai titik di Surabaya. 

“Bahkan, pengelolaan sampah di Surabaya sudah bisa menghasilkan listrik  di  PLTSa (Pembangkit  Listrik  Tenaga Sampah) Benowo,” tegas Anna.

Legacy lainnya adalah pembangunan lapangan olahraga hingga ke kampung-kampung, sehingga totalnya   hingga   saat   ini   mencapai   647   lapangan.   Berbagai   lapangan   olahraga   juga   banyak direnovasi   seperti   Lapangan   Thor,   Gelora   Pancasila,   Lapangan   Tambaksari,   dan   bahkan lapangan Stadion Gelora Bung Tomo dipercantik berstandart Internasional, karena tahun depan akan digunakan sebagai lapangan utama Pilada Dunia U-20. 

“Di   samping   GBT,   juga   telah   dibangun   tiga   lapangan   latihan   demi   mendukung   event internasional ini,” kata  Kepala Bidang  Bangunan dan  Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Surabaya, Iman Kristian.

Iman   juga   memastikan,   di   masa  Wali  Kota  Risma   ini   juga   membangun   Lapangan   Tembak Internasional, membangun berbagai macam museum, membangun Alun-alun Suroboyo bawah tanah, dan membangun gedung baru RSUD Soewandhie, serta pembangunan gedung lainnya.

Selain itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat juga menjelaskan dimasa Wali Kota Risma, sebanyak 59 traffic light sudah menggunakan solar cell untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, dan di 615 lokasi traffic light sudah dipasangi CCTV. Sedangkan diobjek vital atau khusus, sudah ada 1.063 CCTV dan sudah membangun 5 park and ride. 

“Selama   10  tahun  terakhir   ini,   kami   juga  terus   mengembangkan   SITS   (Surabaya   Intelegent Transport System), menciptakan berbagai aplikasi seperti aplikasi Go-Bus, terus memperbanyak mesin   parkir   meter   dan   yang   sangat   paling   fenomenal   adalah   inovasi   Suroboyo   Bus   yang membayar tarifnya dengan sampah botol plastik, bahkan botol itu sudah pernah kami lelang dan hasilnya kembali ke kas daerah,” kata Irvan. 

Legacy fenomenal lainnya adalah Command Center 112 yang ada di gedung Siola. Terobosan ini menjadi mata dan telinga Wali Kota Risma dalam merespon berbagai macam kedaruratan di Kota Surabaya. Selain laporan dari warga, tim CC112 juga memantau kondisi Surabaya melalui ribuan CCTV yang telah dipasang. CCTV ini juga nyambung ke ruang kerja Wali Kota Risma, sehingga  di dinding  sisi timur  ruang kerja Wali  Kota  Risma  penuh dengan monitor  CCTV. (hud/ns)