24 Kabupaten dan Kota di Jatim 100 Persen Jalankan PTM

Khofifah  menuturkan berdasarkan SKB 4 Menteri tersebut, yakni Mendikbudristek, Menkes,  Mendagri dan Menag mulai Senin 3 Januari 2022 satuan pendidikan dapat menggelar PTM  hingga 100 persen sesuai dengan kriteria persyaratan yang ditetapkan.

24 Kabupaten dan Kota di Jatim 100 Persen Jalankan PTM
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi serta Bupati Gresik meninjau pelaksanaan PTM di SMKN 1 dan SMAN 1 Cerme, Gresik.

Gresik, HB.net   - Memastikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) berjalan sesuai dengan protokol kesehatan (prokes), sebagaimana Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi, meninjau SMKN 1 dan SMAN 1 Cerme, Gresik.

Khofifah  menuturkan berdasarkan SKB 4 Menteri tersebut, yakni Mendikbudristek, Menkes,  Mendagri dan Menag mulai Senin 3 Januari 2022 satuan pendidikan dapat menggelar PTM  hingga 100 persen sesuai dengan kriteria persyaratan yang ditetapkan.

"Alhamdulillah mulai kemarin  (Senen, 3 Januari 2021) seratus  persen satuan pendidikan jenjang SMA/SMK/SLB sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas", ungkap Khofifah.

Gubernur melanjutkan, berbeda dengan PTM terbatas pada semester satu tahun ajaran 2021/2022, orangtua atau wali murid bisa memilih mengikuti PTM atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Di semester 2 tahun ajaran 2021/2022  seluruh siswa wajib mengikuti PTM terbatas. 

"Jumlah kapasitas peserta didik tiap sekolah dalam mengikuti PTM terbatas akan berbeda. Tidak sama, karena didasarkan cakupan vaksinasi dosis dua pada guru dan tenaga kependidikan juga warga lansia di daerah setempat," jabarnya.

Tak hanya itu,  Khofifah juga menegaskan akan ada sanksi administratif secara tegas dan pembinaan oleh satgas Covid-19 jika terdapat satuan pendidikan yang melanggar protokol kesehatan. Gubernur menyebut, ketentuan pelaksanaan PTM terbatas bagi daerah PPKM di level 1 dan 2 adalah; kategori pertama, capaian vaksinasi dosis dua pada sekolah dengan GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) diatas 80 persen dan masyarakat lansia di atas 50 persen, maka peserta didik bisa masuk setiap hari, yang diikuti 100 persen jumlah peserta didik dari kapasitas ruang kelas. Durasi pembelajaran maksimal 6 jam pelajaran per hari. 

"Sedangkan untuk  kategori kedua adalah capaian dosis kedua pada sekolah dengan GTK 50-80 persen dan masyarakat lansia diatas 40-50 persen, maka peserta didik masuk secara bergantian setiap hari (shift), dengan kapasitas 50 persen dari kapasitas ruang kelas. Durasi pembelajaran maksimal 6 jam pelajaran per hari," jelasnya. 

Kategori  ketiga,  capaian vaksinasi dosis dua pada sekolah dengan GTK dibawah 50 persen dan masyarakat lansia dibawah 40 persen, maka peserta didik bisa masuk setiap hari secara bergantian (shift) dengan kapasitas 50 persen jumlah peserta didik dari kapasitas ruang kelas. Sementara durasi pembelajaran maksimal 4 jam pelajaran per hari. 

"Ketentuan-ketentuan tersebut berbeda dengan daerah PPKM di level 3," urainya. 

Untuk PTM terbatas pada daerah PPKM level 3, pada capaian vaksinasi dosis dua pada sekolah dengan GTK minimal 40 persen dan masyarakat lansia minimal 10 persen, peserta didik bisa masuk setiap hari secara bergantian.  Kapasitas peserta didik dianjurkan 50 persen dari ruang kelas. Lama pembelajaran maksimal 4 jam pelajaran setiap harinya.

Selanjutnya, untuk capaian vaksinasi dosis dua pada sekolah dengan GTK di bawah 40 persen dan pada masyarakat lansia di bawah 10 persen, maka dilaksanakan pembelajaran jarak jauh.

"Dengan mengacu hal itu,  PTM terbatas akan kita atur kembali sesuai SKB 4 menteri diikuti dinamika capaian vaksinasinya", jabarnya.

Disisi lain Kadindik Wahid menjelaskan, di Jawa Timur yang masuk 100 persen ada 24 Kabupaten Kota, sisanya shift, 50 persen pagi, 50 persen sore. Tapi semua siswa masuk setiap hari.

Untuk pembelajaran online, Wahid menjelaskan, hybrid learning tetap dilakukan, pasca pandemi covid pun tetap kita laksanakan, karena digitalisasi pendidikan itu kita mengarah kesana. Cuma ada hal-hal tertentu yang kita tidak bisa lakukan atau hasilnya kurang optimal jika dilakukan secara online.

"Misalnya SMK itu kan banyak praktek. Praktek kan tidak bisa dilakukan secara online, kemudian SMA juga ada laboratorium ada pelajaran-pelajaran tertentu misalnya matematika, fisika, kimia, yang siswa yang belum optimal menangkap kalau dilakukan secara online," ungkapnya.

Terkait pencegaahan omicron Wahid menjelaskan, untuk protokol kesehatan tetap kita laksanakan disekolah- sekolah. Di sekolah ada gugus tugas covid terdiri dari OSIS dan guru yang selalu mengawasi bagi siswa yang ada di sekolah, termasuk sarana prasarana tetap kita lengkapi.

"Seperti tempat cuci tangan, sabun, serta pergaulan siswanya di kelas, mangkanya istirahat pun tidak boleh keluar kelas dan kantin tetap tutup," ujarnya. (dev/ns)