Anak Yatim Korban Covid-19 Jadi Santri Tambak Beras

Menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, Pondok Pesantren Putra Al Wahabiyyah 1, Bahrul Ulum, Tambak Beras, resmi mengangkat dua orang anak yatim korban Covid-19 asal Desa Catak Gayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.

Anak Yatim Korban Covid-19 Jadi Santri Tambak Beras
Mundjidah Wahab saat menerima dua anak yatim korban Civid-19 di Ponpes Bahrul Ulum, Tambak Beras. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIANBANGSA.net - Menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, Pondok Pesantren Putra Al Wahabiyyah 1, Bahrul Ulum, Tambak Beras, resmi mengangkat dua orang anak yatim korban Covid-19 asal Desa Catak Gayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.

Keduanya diantarkan keluarganya serta petugas kesehatan dari Puskesmas Mojowarno. BRM (15) dan AR (12), kakak beradik yang pernah menjalani perawatan di Rumah Isoter SMP Negeri 1 Mojowarno, beberapa bulan yang lalu, tiba di ponpes, Selasa (19/10).

Diketahui, mereka adalah anak yatim yang ibunya meninggal dunia karena terpapar Covid-19 beberapa waktu yang lalu. Keduanya langsung diterima oleh Pengasuh Pondok Pesantren Putra Al Wahabiyyah 1 dan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah 2, Bahrul Ulum, Tambak Beras Mundjidah Wahab yang juga merupakan bupati Jombang.

Momentum penerimaan kedua anak yatim menjadi santri ini terlihat haru. Sesekali Mundjidah Wahab pun mengelus-elus kepala dua anak yatim itu dan mengatakan agar mereka berdua selalu mendoakan ibunya yang telah dipanggil Sang Khalik.

Acara seremonial penerimaan berjalan singkat. Selanjutnya, kedua anak yatim itu menerima jas almamater santri serta peralatan untuk mondok lainnya yang diserahkan oleh Mundjidah.

"Dua anak yatim ini dua bulan yang lalu masih di isoter. Ibunya meninggal dunia karena Covid-19. Nah ayahnya, sudah lama meninggalkan rumah, sudah pisah sama ibunya," tutur Munjdidah Wahab.

Ketika masih dirawat di Rumah Isoter, BRM dan AR serta adiknya yang masih berumur lima tahun sempat dijenguk oleh Bupati Mundjidah Wahab. Saat itu bupati menyarankan agar mereka dibawa ke Tambak Beras untuk mondok dan nyantri di pesantren yang diasuhnya. 

"Di sini banyak anak-anak yang sudah kita fasilitasi, baik untuk mondoknya maupun sekolahnya, gratis semuanya," terang bupati.

Selain mondok di pesantren, BRM dan AR juga tetap melanjutkan sekolahnya. BRM kini menjadi siswa Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Abdul Wahab Hasbullah. Sementara AR kini menjadi siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang.  "Bisa (sampai perguruan tinggi) tetap di sini. Banyak di sini yang sarjana dan jadi ustadz," tegasnya.

Di lokasi yang sama, Mohammad Rukin, pakde dari BRM dan AR menuturkan, pihak keluarga menyambut baik tawaran dari Bupati Mundjidah Wahab yang memberikan jaminan pendidikan baik pendidikan di pondok maupun pendidikan di MA dan MTs secara gratis bagi BRM dan AR.

"Alhamdulillah ada tawaran dari Ibu Bupati, jadi anaknya (BRM dan AR) sudah siap. Saya berterima kasih kepada Ibu Bupati, sudah sangat-sangat membantu anak-anak ini," pungkasnya.(aan/rd)