BI Dorong Peneleh Menuju Kawasan Wisata

Kawasan Peneleh, Genteng, Surabaya ini diharapkan bisa menjadi daerah wisata.

BI Dorong Peneleh Menuju Kawasan Wisata
Deretan stan yang ada di Peneleh dilengkapi pembayaran QRIS.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Kawasan Peneleh, Genteng, Surabaya ini diharapkan bisa menjadi daerah wisata. Pasalnya, banyak menyimpan sejarah yang bisa dilihat dan dipelajari. Hal ini dikatakan Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) Doddy Zulverdi.

Gelaran Festival Peneleh sebagai rangkaian Java Coffe Culture (JCC) ini, BI Jatim bekerja sama dengan Pemkot Surabaya. BI berusaha mendongkrak ekonomi kawasan Peneleh. Ada dua sektor potensi yang menjadi fokus. Yakni menjadikan Peneleh sebagai kawasan wisata, serta mendorong komunitas kopi untuk lebih berkembang.

"Potensi pariwisata ini nantinya bisa menggeret industri makanan dan minuman (mamin), industri transportasi dan lainnya. Apalagi di sini banyak sejarah yang bisa kita lihat," kata Doddy usai pembukaan Festival Peneleh, Sabtu (8/7).

Pihaknya juga ingin mendorong komuitas kopi agar makin semangat berinovasi. “Kita sangat tahu kopi kuat dengan pariwisata. Kami sandingkan dengan festival untuk mendorong ekonomi masyarakat. Karena JCC tahun lalu cukup berhasil mendorong ekonomi. Kami ulang lagi di sini," imbuhnya.

Ia juga menegaskan jika gelaran JCC selama 3 hari ini sebagai puncak, upaya yang dilakukan jauh sebelum gelaran JCC. "Pemilihan Peneleh ini ada proses. Tidak ujug-ujug langsung. Ini bentuk konkret, bukan peristiwa 3 hari," tegasnya.

Tantangan bagi komunitas kopi, yakni soal konsistensi dan kualitas volume. Sseperti menyusutnya lahan. Apalagi di Jawa sudah tidak bisa diperluas. Untuk menghadap tantangan ini, bagaimana cara mereka siap.

"Strategi kami beri percontohan dan memberi pelatihan. Setelah bagus bisa buat contoh dan kita sambungkan dengan pemerintah. Karena kami tidak punya kapasitas untuk lebihnya. Kami berupaya mendorong proses produksi," katanya.

Soal inovasi, mereka bisa lebih banyak varian. Apalagi golongan milenial yang suka dengan hal baru. “Selanjutnya kemampuan memasarkan. Itu akan kita dorong dari hulu sampai hilir," pungkasnya.(diy/rd)