Bupati Ipuk Berdayakan 77 Penjahit Kampung

Para penjahit yang berasal dari kampung-kampung itu dikumpulkan di GOR Tawang Alun, Senin (08/08/2022), untuk mulai memproduksi bendera. Total akan diproduksi 17.822 bendera.

Bupati Ipuk Berdayakan 77 Penjahit Kampung
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat melihat 77 pemjahit di GOR Tawang Alun.

Banyuwangi, HB.net - Pemkab Banyuwangi punya cara inovatif untuk merayakan peringatan kemerdekaan Indonesia pada bulan Agustus ini. Salah satunya dengan melibatkan 77 penjahit di kampung-kampung untuk memproduksi bendera Sang Merah-Putih yang akan dibagikan gratis ke warga.

Para penjahit yang berasal dari kampung-kampung itu dikumpulkan di GOR Tawang Alun, Senin (08/08/2022), untuk mulai memproduksi bendera. Total akan diproduksi 17.822 bendera. “Kemungkinan akan bertambah, karena juga ada gotong royong berbagai elemen,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Bupati Ipuk mengatakan, pihaknya sengaja melibatkan puluhan penjahit kampung untuk ikut memproduksi bendera Merah-Putih. “Jadi peringatan kemerdekaan bukan hanya seremonial, tapi salah satunya kita konkritkan dengan memberdayakan ekonomi para penjahit di kampung-kampung,” ujar Ipuk.

Selain mendapatkan honor dari jasa produksi bendera, para penjahit juga mendapatkan uang sewa dari mesin jahitnya yang dibawa ke tempat produksi bendera secara masal.

“Kita sengaja tidak pesan bendera ke pabrikan konveksi besar, tapi ke penjahit di kampung-kampung agar ekonomi arus bawah terus bergerak. Ini adalah salah satu bentuk pemberdayaan UMKM, untuk pemulihan ekonomi,” imbuhnya.

Selain memberdayakan para penjahit kampung, Bupati Ipuk bersama Forkopimda Banyuwangi juga memborong bendera yang dijual sejumlah PKL di pinggir jalan.

“Bendera-bendera itu nanti dibagikan gratis. Ada yang dibagikan ke nelayan, karena sebagian kemarin saya lihat bendera di perahunya sudah agak kusam. Juga dibagikan ke petani, warga di desa-desa, dan sebagainya,” jelas bupati perempuan tersebut.

Program pemberdayaan penjahit kampung dari Bupati Ipuk itu disambut antusias para penjahit. Supriyanto, seorang penjahit penyandang disabilitas, merasa terhormat bisa ikut dilibatkan menjahit Merah-Putih. "Semoga nanti bendera yang saya buat bermanfaat dan membanggakan bagi yang memakainya nanti," kata penjahit asal Kampung Bakungan, Glagah, tersebut. (guh/diy)