Covid di Kota Malang Melonjak Tajam, RS Overload, Forkopimda Tinjau Toko Alkes dan Rumah Sakit

Bed occupancy rate (BOR) sudah overload. Tragisnya lagi, data UPT Pengelola Pemakaman Umum Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, 44 pasien Covid-19 yang meninggal antre di pemakaman.

Covid di Kota Malang Melonjak Tajam, RS Overload, Forkopimda Tinjau Toko Alkes dan Rumah Sakit
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji bersama Forkopimda Kapolresta Makota AKBP Budi H, Dandim 0833 Letkol Arm Ferdian P, Kajari Andi D. Saat meninjau distributor oksigen Wirantono, Rabu (7/07/2021). Foto : Iwan Irawan/Humas Kota Malang/HARIAN BANGSA.

Kota Malang, HB.net - Kota Malang mengalami kelangkaan alat kesehatan (alkes) seperti tabung oksigen, oksimeter, masker medis, obat khusus covid yakni remdesivir, atemrald serta obat suplemen penguatan imunitas. Ditambah lagi, peninjauan kondisi IGD RS Saiful Anwar dan RS Lavalette dengan kapasitas 20 pasien sudah diantri 40 pasien.

Bed occupancy rate (BOR) sudah overload. Tragisnya lagi, data UPT Pengelola Pemakaman Umum Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, 44 pasien Covid-19 yang meninggal antre di pemakaman.

Wali Kota Malang Drs H Sutiaji bersama Forkopimda, Kapolresta Makota AKBP Budi H, Dandim 0833 Letkol Arm Ferdian P, Kajari Andi D, didampingi Kadinkes dr Husnul Muarif serta Kabag Humas Donny Sandito, .S.STP,. M.Si turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan.

"Kelangkaan alkes terjadi bukan faktor penimbunan oleh oknum nakal, tapi dikarenakan semua saling membutuhkannya. Lonjakan angka penularan covid begitu signifikan hampir menyeluruh. Tadi di RS Lavalette kebutuhan oksigen per harinya mencapai 6 ribu liter. Pemakaian oksigen per orang kecepatannya mencapai 15 liter per menit. Jadi tabung gas yang kecil itu hanya berlangsung selama 45 menit saja untuk satu orang. Hal ini yang mesti dikendalikan,"ujar Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji.

Wali Kota Sutiaji bersama Forkopimda Kota Malang saat berada di pelayanan IGD RS Lavalett terhadap penanganan pasien covid-19.

Wali kota dan Forkopimda juga melakukan peninjauan di dua instalasi gawat darurat (IGD) RSSA dan Lavalette. Dua rumah sakit ini terjadi overload.

“Kami tinjau kapasitasnya hanya 20 pasien, tapi sudah diantre 40 pasien. Belum lagi, pasien Covid-19 yang meninggal dunia, sebanyak 32 jenazah nunggu giliran pemakaman,"sebut Wali Kota Sutiaji.

"Perkembangan pandemi covid-19 sudah kondisi darurat. Antisipasinya dengan mengimbau ke pedagang alkes turut peduli membantu penyediaannya. Terpenting lagi, masyarakat harus membantu penguatan PPKM Darurat Covid-19 dengan terapkan protokol kesehatan secara taat dan tertib,"tambah Sutiaji.

Wali Kota menengaskan, kondisi Kota Malang sudah overload. Dia sudah berkoordinasi dengan Pangdiv dan sarannya diarahkan ke RST, demikian juga dengan rumah sakit lainnya.

"Dalam penguatan pelaksanaan PPKM Darurat Covid-19 (sanksi), kami secepatnya akan merevisi surat edaran (SE) Walikota. Dalam rangka menunjang sekaligus menyesuaikan aturan regulasi di atasnya yakni Inmedagri terbaru plus SE Gubernur,"pungkas Wali Kota.

Bersama Forkopimda Kota Malang Wali Kota Sutiaji juga meninjau pasokan alkes dan obat-obatan khususnya obat covid-19 di apotek Narita.

Sementara itu, pemilik Medilab Oro-Oro Dowo penjual alkes Trisno Budianto menyatakan, dia sudah satu minggu tidak jualan oksigen, karena mengalami kesulitan pasokan dari Jakarta dan Surabaya.

Wali Kota Malang Drs H Sutiaji bersama Forkopimda meninjau tiga titik sasaran toko alkes seperti Toko Tabung Oksigen Wirantono Kidul Dalem dan Toko Arnes Grosir serta Medilab Oro-Oro Doel, Klojen dan satu apotek Narita.  (iwa/ns)