Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi, BMKG-SRPB Jatim Sosialisasi Cuaca Ekstrem

Meningkatnya bencana hidrometeorologi di musim hujan menjadi perhatian semua pihak.

Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi, BMKG-SRPB Jatim Sosialisasi Cuaca Ekstrem
Kegiatan sosialisasi Bersama Hadapi Cuaca Ekstrem oleh BMKG di Kota Batu.

Batu, HARIANBANGSA.net  – Meningkatnya bencana hidrometeorologi di musim hujan menjadi perhatian semua pihak. Terutama bagi kalangan pegiat bencana. Hal inilah yang mendorong Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menggelar sosialisasi kepada para relawan.

Dengan menggandeng Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo mengadakan sosialisasi Bersama Hadapi Cuaca Ekstrem. Acara yang bertema Siap, Tanggap, Selamat. Bersama Kita Tingkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Menuju Zero Victim diadakan di sebuah hotel di Kota Batu, Jumat (6/12).

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan mengatakan, Jawa Timur adalah supermarket bencana. Apa saja jenis bencana semua ada di Jawa Timur. “Sebab itu harus disiapkan perangkat-perangkatnya. Salah satu perangkatnya adalah relawan yang terhimpun dalam SRPB Jatim,” ungkap Taufiq Hermawan yang juga menjadi Koordinator BMKG Jawa Timur.

Ia berharap kegiatan sosialisasi ini diadakan setiap tahun dan terus diveluasi. Menurutnya,  kegiatan ini menjadi tanggung jawab bersama relawan dengan BMKG.

“BMKG sifatnya informatif tapi bukan tanggap bencana secara langsung. Tapi tim relawan tidak bisa bergerak bila tidak ada informasi BMKG. Bagaimana cuaca ke depan sehingga relawan bisa bekerja dengan informasi valid membantu masyarakat yang terdampak bencana. Oleh karena itu, BMKG wajib memberikan informasi kepada masyarakat,” jelas Taufiq Hermawan dalam sambutannya.

Sedangkan Satrio Haprobo, Pengamat dan Analis Gempa Bumi Stasiun Geofisika Pasuiran mengatakan,  ada beberapa sesar aktif di Jawa Timur. Salah satunya Bawean fault yang merupakan sesar tua. “Saat ini kami juga tengah melakukan riset adanya sesar aktif di Probolinggo,” katanya.

Sementara, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Batu Agung Sedayu memaparkan kondisi bentang alam Kota Batu. “Namanya Kota Batu, tapi 57 persen wilayahnya hutan. Kondisi ini memang menjadikan Batu unik sekaligus rawan bencana. Apalagi wilayahnya berada di lereng Gunung Arjuno. Kondisi ini tidak ideal karena jika ada bencana pasti akan terdampak. Apalagi di Batu ada enam ancaman bencana,” jelasnya.

Sedangkan Meteorologist BMKG Juanda Oky Sukma Hakim mengungkapkan perlunya masayarakat terdampak bencana untuk dilibatkan secara aktif dalam penanganan pasca bencana. Oleh sebab itu, BMKG membantu informasi wilayah mana saja yang terjadi bencana.

Sekitar 70 relawan yang tergabung dalam mitra organisasi SRPB Jawa Timur hadir dalam kegiatan ini. Mereka sebagian besar berasal dari beberapa daerah di sekitar Malang Raya. Acara ini mendapat respon positif dari peserta. Terbukti para peserta antusias bertanya dalam sesi tanya jawab hingga akhir acara.(rd)