Kasus Tewasnya Mahasiswi FKH Unair, Polisi Uji Toksikologi dan Tunggu Hasil Otopsi

Kasus penemuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair yang meninggal dalam mobil terus berlanjut

Kasus Tewasnya Mahasiswi FKH Unair, Polisi Uji Toksikologi dan Tunggu Hasil Otopsi
Polisi melakukan olah TKP di lokasi kejadian penemuan mahasiswi Unair ditemukan tewas dalam mobil.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Kasus penemuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair yang meninggal dalam mobil terus berlanjut. Kasatreskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan bahwa korban, Bernadette Caroline Angglica Harianto (21), tinggal di salah satu apartemen yang berada di Kecamatan Genteng, Surabaya.

Pihaknya menemukan catatan sekolah korban yang digunakan untuk mencatat pelajaran. "Kami temukan tulisan tangan identik. Selain itu, kertas yang digunakan juga identik," ungkapnya.

Menurut keterangan dari adik korban yang tinggal satu apartemen dengannya, korban keluar dari apartemen pada Sabtu (4/11), sekitar pukul 15.00 WIB. "Korban pamit pergi bersama temannya, kemudian memeluk adiknya dengan erat," tambahnya.

Setelah itu, keberadaan korban tidak diketahui, sampai diketemukan hari Minggu (5/11) pagi. Selain itu, pihaknya juga melakukan penyelidikan kepada rekan-rekan korban yang berinteraksi di kampus.

"Untuk hasil otopsi sudah selesai, kami sekarang sedang menunggu hasilnya dari Kedokteran Forensik di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya," imbuhnya.

Disisi lain, untuk memastikan penyebab kematian korban, pihaknya melakukan uji toksikologi terhadap sampel-sampel organ dalam korban.  Uji toksikologi tersebut untuk memastikan kandungan racun dalam tubuh korban. Karena diduga kematian mahasiswi tersebut akibat gas helium yang ditemukan dalam Honda Jazz milik korban serta selang yang menghubungkan ke bagian kepala yang tertutup plastik dan dilakban.

"Sembilan orang saksi sudah kami periksa. Berikut satpam yang pertama kali menemukan. Kemudian keluarga korban yang ada di apartemen dan kolega yang ada di kampus," ujarnya.

Terkait dugaan kematian korban, apakah korban pembunuhan atau bukan, pihaknya masih belum bisa memberikan kesimpulan. "Saya tidak mau memberikan kesimpulan yang premature. Saya harus beranjak dari pendekatan yang saintifik. Pada intinya, kami melaksanakan prinsip cermat, saintifik, dan logis," tuturnya.

Andaru menjelaskan, pihaknya akan menyampaikan kesimpulan yang logis. Ketika semua langkah-langkah pengujian dan keterangan ahli sudah didapatkan seluruhnya. "Jadi saya minta jangan terburu-buru untuk menyimpulkan hal ini," pungkasnya.

Sebelumnya, korban warga Dhoho, Kediri itu ditemukan tewas di dalam mobil di halaman parkir Apartemen Royal Bisnis, Tambak Oso, Sidoarjo. Ia ditemukan tewas dalam kondisi kepala terbungkus plastik, Minggu (5/11).

Polisi juga menemukan dua surat wasiat yang diduga ditulis korban. Dua surat yang ditulis dalam bahasa Inggris itu berisi curahan hati korban kepada keluarga hingga sahabat.(cat/rd)