Ke Mbah Ratu,  Wali Kota Risma  Bersih Bersih Makam

“Supaya kejadian-kejadian kemarin tidak terulang lagi, kami menebang pohon dan membuang barang-barang yang tak berguna,” kata Plt Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Anna Fajriatin.

Ke Mbah Ratu,  Wali Kota Risma  Bersih Bersih Makam
Wali Kota Risma terjun dalam kerja bakti membersihkan Makam Mbah Ratu. humas

SURABAYA,  HARIANBANGSA.net - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan kerja bhakti di makam Mbah Ratu di Jalan Demak, Sabtu (11/7). Agenda itu, tersusun usai mendatangi Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak. Di sana, dia memberi instruksi kepada dinas terkait untuk menebang pohon-pohon, membersihkan area pemakaman dan membuang barang-barang yang tidak terpakai. Selain kerja bakti membersihkan area makam, wilayah sekitarnya juga harus dihindarkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

“Supaya kejadian-kejadian kemarin tidak terulang lagi, kami menebang pohon dan membuang barang-barang yang tak berguna,” kata Plt Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Anna Fajriatin.

Nantinya, petugas pemakaman juga akan diminta untuk memantau area makam setiap harinya. Oleh karena itu, Anna juga membagi sebelas petugas makam yang ada di tempat tersebut dibagi per blok untuk masing-masing petugas mengawasi wilayah per blok.

“Jadi, petugas makam tidak hanya menggali makam saja, tapi memantau keamanan juga termasuk kebersihannya,” lanjut Risma.

Sementara kedatangan Risma ke Polres Tanjung Perak, untuk menjenguk korban pencabulan beberapa waktu lalu. Empat orang korban tersebut di bawah umur yang berusia 5,7,8, dan 10 tahun.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum menjelaskan, saat ini ia tengah melakukan pendalaman terkait korban-korban lainnya. Berdasrakan pemantauan, pelaku tidak hanya melakukan kegiatan tersebut di tahun 2020 saja, tetapi di tahun 2019 pun juga.

Risma akan terus melakukan pendampingan dengan mendatangkan psikolog untuk menangani trauma kepada para korban tersebut. Selain itu, menurutnya jika psikolog dinilai belum bisa memulihkan trauma korban maka akan ada pendampingan dari psikiater.

“Supaya anak-anak tidak trauma dan lekas sembuh, kita panggilkan psikolog dan jika belum bisa nanti juga  perlu psikiater,” katanya. (ian/ns)