Nenek Sebatang Kara Tak Dapat Bantuan Pemeritah, PWI Bondowoso Beri Bantuan

Nenek sekaligus janda tua di Desa Kembang Kecamatan Bondowoso, Satriya selama puluhan tahun ternyata tidak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah.

Nenek Sebatang Kara Tak Dapat Bantuan Pemeritah, PWI Bondowoso Beri Bantuan
Ketua PWI Bondowoso beserta sejumlah pemgurus saat memberikan bantuan sembako pada nenek Satriya.
Nenek Sebatang Kara Tak Dapat Bantuan Pemeritah, PWI Bondowoso Beri Bantuan

BONDOWOSO, HB.net - Selama puluhan tahun, kehidupan Satriya (83), nenek sekaligus janda tua di Desa Kembang Kecamatan Bondowoso tak dapat bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bondowoso memberikan bantuan, Rabu (10/2).

Ketua PWI Bondowoso, Haryono mengatakan, dirinya mengetahui kondisi kehidupan nenek tersebut melalui pemberitaan di media online. "Beritanya hari ini. Tayang di sejumlah media. Tanpa menunggu besok kami langsung bergerak. Menggunakan dana seadanya dan swadaya dari teman-teman," ujarnya.

Selain momentumnya bersamaan dengan HPN 2021, pihaknya menegaskan kondisi nenek tersebut harus segera mendapatkan respon. Ironisnya lokasinya nenek sebatang kara itu berada di wilayah kota."Sangat miris ketika mengetahui kondisi secara langsung. Rumahnya sangat tidak layak. Ranjangnya berdempetan dengan tempat menanak alias dapurnya," imbuhnya.

Bantuan yang diberikan PWI Bondowoso ini berupa sembako. Diantaranya, beras, minyak, gula dan sejumlah bahan pokok lainnya. "Ada sejumlah uang tunai juga. Semoga bermanfaat meski jumlahnya tak seberapa," jelasnya usai memberikan bantuan.

Sementara itu, Nenek Satriya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada sejumlah insan pers yang meberikan bantuan. "Semoga mendapatkan balasan lebih baik. Terima kasih banyak," ucapnya penuh rasa syukur.

Diberitakan sebelumnya, Nenek Satriya mengaku belum pernah mendapatkan batuan sosial dari pemerintah. Baik kabupaten maupun pusat. "Saya tidak pernah menerima bantuan. Dulu pernah sekali ketika suami masih hidup. Sekarang ketika suami meninggal justru tak dapat," terangnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dia terpaksa mengumpulkan barang bekas. Namun itu pun dijual setelah satu bulan pengumpulan. Menurutnya, pengumpulan barang rongsokan selama sebulan maksimal dijual Rp 45 ribu. Tentu hal itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

"Kadang dibantu tetangga, dikasih beras sama anak saya. Itu pun anak saya juga mendapatkan bantuan," paparnya. Nenek Satriya berharap mendapatkan perhatian pemerintah khususnya Kabupaten Bondowoso. "Sama sekali tak dapat bantuan,"pungkasnya. (gik/diy)