Angin Kencang Terjang Dua Kecamatan di Jombang

Hujan deras disertai angin kencang terjadi di Kecamatan Mojowarno dan Jogorogo, Kabupaten Jombang.

Angin Kencang Terjang Dua Kecamatan di Jombang
Evakuasi pohon tumbang di Desa Menganto. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIANBANGSA.net - Hujan deras disertai angin kencang terjadi di Kecamatan Mojowarno dan Jogorogo, Kabupaten Jombang. Bencana ini menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan beberapa rumah warga rusak, Rabu (16/3).

Data yang dihimpun di lokasi, sedikitnya 8 pohon berukuran besar yang berada di Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno roboh ke jalan raya. Sehingga mengakibatkan arus lalulintas dari arah Ceweng - Selorejo terhambat.

"Ini tadi roboh saat ada angin kencang dan hujan lebat. Alhamdulillah tidak ada korban dalam kejadian ini," ujar Kades Menganto M Yunus.

Di lokasi, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang dengan dibantu relawan dari Semar dan warga segera mengevakuasi pohon tumbang yang menghambat lalu lintas.

Sedangkan, terdapat 4 rumah rusak yang berada di Dusun Dongeng, Desa Jarak Kulon, Kecamatan Jogoroto. Satu rumah milik Sutomo (60), dengan atap terbuat dari gavalum melayang diterjang angin dan satu lagi tertimpa pohon.

"Dua rumah rusak parah dan dua lainnya hanya rusak ringan. Satu rumah atapnya yang terbuat dari gavalum ini terangkat semua dan melayang ke pekarangan warga sejauh 20 meter," tutur Kades Jarak Kulon Ikhwan Muslimin.

Dikatakan Muslimin, kejadian ini sudah dikoordinasikan dengan dinas terkait. Ia berharap ada anggaran untuk memperbaiki rumah warganya yang rusak akibat bencana angin kencang. "Kita sudah komunikasi dengan dinas. Jika memang ada dana untuk pembenahan rumah warga nanti kita juga kerahkan warga untuk membantu memperbaikinya," tukasnya.

Sementara, menurut pengakuan Sutomo yang atap rumahnya melayang mengatakan, saat kejadian dirinya berada di dalam rumahnya. Sedangkan istrinya Suliana (60) sedang berada di warung.

"Angin itu datang dengan tiba-tiba saat hujan lebat sekitar pukul 14.30 WIB. Dengan suara yang keras seperti gemuruh. Saya melihat atap rumah ini mulai terangkat, kan ada tali yang mengikat di situ. Tali itu sempat saya pegangi dan akhirnya tidak kuat dan atapnya melayang," tutur Sutomo.

Usai hujan reda, Suliana pulang dari warung yang tak jauh dari rumahnya. Melihat rumahnya sudah tak beratap, dirinya langsung histeris. "Waktu kejadian saya berada di warung. Saya diberitahu tetangga jika rumah saya rusak kena angin. Kemudian saya segera pulang dan menangis saat tahu rumah sudah tidak ada atapnya," terangnya.

Diketahui, rumah yang hanya dihuni sepasang suami istri tersebut pernah mendapat bantuan bedah rumah pada tahun 2013 silam.(aan/rd)