Pedagang Pemotongan Unggas Berharap Bisa Beroperasi Lagi

Para pedagang pemotongan unggas di kawasan Pasar Sepanjang menyodorkan 5 poin komitmen kepada dinas tekait.

Pedagang Pemotongan Unggas Berharap Bisa Beroperasi Lagi
Aksi bersih-bersih para pedagang pemotongan unggas.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Para pedagang pemotongan unggas di  kawasan Pasar Sepanjang menyodorkan 5 poin komitmen kepada dinas tekait.Tujuannya agar pasar unggas kembali diizinkan beroperasi.

Pertemuan antara pedagang pemotong unggas dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Widiyantoro Basuki, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sidoarjo Bahrul Amig berlangsung Senin (21/11) di kantor Pasar Sepanjang, Kecamatan Taman.

Dalam pertemuan tersebut, pedagang pemotongan unggas di Pasar Sepanjang telah mendapat imbauan dan beberapa arahan, baik dari DLHK dan Disperindag. Pada prinsipnya, aktivitas pemotongan unggas diharapkan bisa memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.  Sehingga, jika unsur-unsur itu terpenuhi, pedagang juga berharap agar bisa kembali beroperasi melakukan aktivitas pemotongan unggas.

Salah satu pedagang pemilik kios pemotongan unggas bernama Imam yang hadir dalam pertemuan tersebut dihadapan kedua kepala OPD itu memaparkan bahwa pedagang rumah pemotongan unggas telah membuat lima komitmen.

Komitmen itu dibuat, salah satunya untuk memastikan jika ke depan rumah-rumah warga tidak lagi terdampak limbah dari rumah pemotongan unggas Pasar Sepanjang.

Kelima poin komitmen yang telah disepakati bersama diantaranya adalah menutup saluran agar tidak langsung membuang ke sungai. “Limbah akan kami tampung untuk kami kelola sehingga tidak mencemari air sungai. Kami sanggup menjalankan pengolahan limbah melalui IPAL. Kami konsisten menjalankan pengolahan limbah secara terus-menerus, dan kami akan melakukan pendekatan kepada warga untuk bisa menerima dan memaklumi ikhtiar kami," papar Imam yang ditemui pasca pertemuan.

Lebih lanjut ia mengatakan, sehari pasca ditutupnya pasar unggas karena dinilai limbahnya mencemari lingkungan warga, puluhan pedagang langsung melakukan aksi bersih-bersih. Mereka menormalisasi sungai yang melintas di dua desa yang terkena dampak limbah pasar secara swadaya.

"Kami para pedagang juga berinisiatif membuat sumur resapan di belakang rumah pemotongan unggas untuk menampung limbah dari pemotongan unggas. Sehingga, limbah dapat tertampung dan tidak mengalir ke saluran air yang berada di rumah-rumah warga," tegasnya.

Sementara itu, kadisperindag menegaskan bahwa hingga saat ini langkah normatif menghentikan sementara aktivitas pasar unggas masih akan berlangsung hingga didirikannya IPAL atau ada solusi dari beberapa pihak.

"Jadi masih dikordinasikan dengan DLHK, karena pengolahan limbah itu kan harus ada standar. Untuk teknisnya biar DLHK saja. Tapi sementara untuk tidak bersitegang berkepanjangan maka normatifnya saya hentikan untuk pemotongan unggas dulu," papar pria yang akrab disapa Wiwid tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa pertemuan akan kembali dilakukan berkala. Hal ini agar secepatnya polemik pasar unggas yang ada di Pasar Sepanjang saat ini segera teratasi.

"Solusinya besok akan kita bicarakan. Hari ini kita sudah terbukti tidak bau. Tapi kan permasalahannya masyarakat harus paham dan tahu. Karena ini bicara teknis, kalau non-teknis dengan warga perlu adanya pendekatan terlebih dahulu," pungkasnya.(cat/rd)