Perhutani dan PTPN XI Penuhi Benih ATM

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI bersinergi dengan Perum Perhutani untuk penuhi kebutuhan benih tebu agroforestri tebu mandiri (ATM) dan tebu giling.

Perhutani dan PTPN XI Penuhi Benih ATM
Direktur Operasi & Perhutanan Sosial Perhutani Natalas Anis Harjanto (kiri) dan Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja memperlihatkan dokumen perjanjian kerja sama.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI bersinergi dengan Perum Perhutani untuk penuhi kebutuhan benih tebu agroforestri tebu mandiri (ATM) dan tebu giling. Hal ini tertuang dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani antara kedua belah pihak di kantor pusat PTPN XI.

"PTPN XI bagian dari PTPN Group bersinergi dengan Perhutani, penuhi kebutuhan benih tebu berkualitas program agroforestri tebu mandiri KPH Ngawi,” terang Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja, Selasa (9/11).

Menurutnya, kurang lebih untuk 50 hektare tertanam atau 7,5 hektare benih serta stok bahan baku tebu giling untuk tahun 2022 nanti. Hal ini wujud kesertaan BUMN mendukung program pemerintah pencapaian program swasembada gula nasional.

Pihaknya menargetkan bahan baku tebu untuk digiling pada tahun 2022 sebesar 5,2 juta ton tebu. Salah satu di antaranya berasal dari program agroforestri Perhutani.

"Hal ini akan dipenuhi dari kebun sendiri, kemitraan dengan petani dan sinergi program agroforestri Perhutani. Salah satu tantangan tahun ini adalah kelangkaan pupuk, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas tebu,” ujarnya lebih lanjut.

Untuk mengatasi hal tersebut PTPN XI telah mengaplikasikan pupuk berbahan dasar vinase untuk memperbaiki kesuburan tanah.

Meski komoditas tebu merupakan hal baru,  Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perum Perhutani Natalas Anis Harjanto menegaskan, bentuk dukungannya terhadap program ketahanan pangan serta swasembada gula nasional melalui perhutanan sosial.

"Tentunya dengan bersinergi ini kita akan berbagi informasi supaya bisa menekan HPP supaya nanti bisa lebih rasional,” katanya.

Hal semacam inilah yang mungkin nanti menjadi pembelajaran kita bersama. Terutama pihaknya dari Perhutani karena masih baru memulai. Pihaknya butuh persiapan yang lebih matang. “Tapi kami tetap berusaha untuk all out agar meminimalkan risiko dan melaksanakan budidaya tebu secara benar," imbuhnya.

Sebagai informasi  kerja sama agroforestri antara PTPN XI dengan Perum Perhutani sudah dikembangkan sejak tahun 2017 di wilayah Madiun dan Ngawi. Pemenuhan kebutuhan benih berkualias tersebut dipenuhi dari kebun bibit datar (KBD) yang dikelola PG Pagottan Madiun dan PG Soedhono Ngawi.(mid/rd)