PHE WMO Dorong Perkonomian dan Kemandirian Masyarakat Pesisir Utara Madura

Pantai Tlangoh, Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan menarik untuk dikunjungi.

PHE WMO Dorong Perkonomian dan Kemandirian Masyarakat Pesisir Utara Madura
Pantai Tlangoh, Kabupaten Bangkalan sudah terkenal sejak lama karena diyakini punya khasiat bisa menyembuhkan segala penyakit.

Bangkalan, HARIAN BANGSA.net -Pantai Tlangoh, Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan menarik untuk dikunjungi.  Di pantai berpasir putih yang membentang sepanjang sekitar 2 km bukan hanya terlihat bersih, tetapi juga dihiasi beraneka sport foto menarik.

Yang nampak bukan hanya denyut ekonomi tetapi juga denyut kreatifitas, kolaborasi dan optimisme warga. Selain dilengkapi fasilitas untuk mandi bagi mereka yang berendam atau berenang serta toilet yang bersih, pantai ini juga punya puluhan payung peneduh. Tak hanya itu. Ada sekitar 30 warung makan dan minum yang siap melayani pengunjung.

“Konsepnya memang wisata keluarga. Jadi ibu dan bapak datang bersama anak-anak atau bahkan keluarga besar. Anak-anak bebas bermain, orang tua mengawasi dan menikmati,” kata Kepala Desa Tlangoh, Kudrotul Hidayat, Selasa (5/1).

Karena lebih menjadi lokasi wisata keluarga, Pantai Tlangoh tidak hanya memiliki petugas kebersihan, tetapi juga memiliki penjaga pantai. Penjaga pantai ini  tugasnya bukan hanya mengawasi agar pengunjung menjaga keamanan dan kebersihan, menolong jika ada insiden, namun juga memastikan tidak ada yang berbuat tak senonoh.

Menurutnya, Pantai Tlangoh sebenarnya sudah terkenal sejak lama karena diyakini warga Bangkalan dan sekitarnya punya khasiat bisa menyembuhkan segala penyakit. Mereka yang ingin sembuh dari sakit gatal-gatal hingga stroke biasanya berendam sejak pagi buta hingga matahari bersinar. Masalahnya, kepopuleran Pantai Tlangoh tidak bisa membangkitkan perekenomian warga. Lebih dari itu pantai ini dipenuhi sampah. Sangat kotor.

"Karena itulah kami di awal tahun 2020 mendiskusikan dengan teman-teman PHE WMO. Ternyata mendapat  sambutan, dan bahkan dukungan serta bimbingan,” kata Kudrotul.

Berkat dukungan PHE WMO, perangkat desa yang dipimpin oleh kades kini bahu-membahu dengan anak-anak muda yang tergabung dalam Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), dan pemangku kepentingan lainnya mengubah pantai yang kumuh menjadi destinasi wisata keluarga andalan.

"Kami masih menabung untuk menambah wahana foto selfie dan mengembangkan permainan laut seperti parasailing, banana boat dan sejenisnya,” kata Kudrotul.

Sebelumnya, PHE WMO mengembangkan Taman Pendidikan Mangrove (TPM) Labuhan, Program Wisata Laut Labuhan, Eco Edufarming Bandangdaja. Empat program unggulan itulah yang mengantarkan PHE WMO meraih Proper Emas di tahun 2020 lalu.

"Program ini menitikberatkan pada sektor wisata melalui pengembangan pariwisata di pesisir utara Bangkalan, Jawa Timur dengan target mewujudkan One Belt One Road (OBOR) pariwisata setempat," kata General Manager PHE WMO Dwi Mandhiri.

 Proper Emas tahun diberikan pada  PHE WMO karena dinilai berhasil mengimplementasikan dengan baik kinerja lingkungan di internal perusahaan. Di antaranya melalui upaya dan  inovasi-inovasi sektor sumber daya alam, serta kontribusi di eksternal perusahaan melalui payung program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pengelolaan lingkungan potensi alam di Bangkalan.

Menurut Dwi Mandhiri, selain fokus pada pengembangan pariwisata di Pantau Utara, PHE WMO selama 2020 juga menyalurkan bantuan pendidikan untuk 199 siswa di Kecamatan Tanjungbumi, bantuan 3136 paket sembako untuk nelayan Desa Macajah, Tlangoh, Banyusangka dan Klampis Barat.

 

Selain itu, juga membantu UMKM Desa Bandangdajah PIRT hasil bumi serta menyediakan usaha instalasi air isi ulang. Sementara bantuan pengembangan usaha nelayan di Desa Tlangoh dan Klampis  Barat berupa alat tangkap rajungan.

Untuk bantuan fisik, antara lain, diwujudkan lewat renovasi jalan rusak di Desa Alas Kembang dan Banyusangka. Salah satu program lainnya adalah penyediaan tempat sampah segregasi untuk mendukung program sekolah lingkungan.

Dwi Mandhiri bersyukur dan bangga, karena pada tahun ini PHE WMO kembali meraih predikat Emas yang sebelumnya pernah dua kali diterima pada 2016 dan 2017.

“PHE WMO terus berupaya mengembangkan program yang memunculkan kemandirian dan berkelanjutan serta dijalankan dalam sebuah mekanisme partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan," kata Dwi Mandhiri.

Kini setelah keberhasilan itu, masih ada pantai lain yang menunggu sentuhan tangan dingin PHE WMO untuk didorong menjadi energi kebangkitan ekonomi dan kemandirian masyarakat pesisir Utara Madura. Di antaranya  adalah Pantai Pandela Lajing, Pantai Tengket Sepulu, dan Pantai Biru Telagabiru.(mid/rd)