PTPN XI dan BRI Kembangkan Aplikasi TebuChain

Gula merupakan salah satu komoditas industri yang menjadi perhatian pemerintah untuk didorong lebih produktif dan berdaya saing tinggi.

PTPN XI dan BRI Kembangkan Aplikasi TebuChain
Amam Sukriyanto menunjukkan aplikasi Mitra Tani dan platform TebuChain kepada direktur PTPN XI (memakai batik).

Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Gula merupakan salah satu komoditas industri yang menjadi perhatian pemerintah untuk didorong lebih produktif dan berdaya saing tinggi. Apalagi gula menjadi industri kritikal yang perlu dijaga aktivitas produksinya guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tentunya untuk mendorong produktivitas tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Yakni mulai ketersediaan bahan baku tebu (BBT) yang diproduksi oleh petani tebu, pengolahan tebu yang dilakukan pabrik, hingga permodalan yang diberikan perbankan kepada petani.

Sebagai salah satu industri gula yang berbasis di Jawa Timur, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI bagian dari PTPN Group pun terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kemudahan dalam menciptakan rantai pasok bahan baku tebu hingga proses produksinya.

Salah satu upaya yang dilakukan PTPN XI untuk mempermudah rantai pasok industri gula adalah melakukan sinergi BUMN bersama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) melalui pengembangan aplikasi bersama.

Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja menjelaskan, program tersebut merupakan penggabungan antara aplikasi Mitra Tani milik PTPN XI dengan platform TebuChain milik BRI. Hal ini merupakan bagian dari transformasi digital yang sedang dilakukan di PTPN XI.

“Melalui program TebuChain PTPN XI ini diharapkan petani mudah mendapatkan kredit usaha. Apalagi lagi petani sangat membutuhan dana cepat terutama untuk biaya tebang, muat, angkut (TMA),” jelasnya dalam acara sosialisasi aplikasi TebuChain PTPN XI, Kamis (2/9).

Bahkan, lanjutnya, ke depan program tersebut akan di-link kan dengan Pupuk Indonesia sehingga kebutuhan petani mulai dari pendanaan, pengolahan tanaman, beserta pupuknya menjadi satu kesatuan.

“Dalam program ini ada dua pabrik gula (PG) kami yang menjadi pilot project, yakni PG Pandji dan PG Pradjekan,” imbuhnya.

Tulus mengatakan, pemerintah sendiri telah mencanangkan bahwa pada 2024 Indonesia sudah bisa swasembada gula. Untuk itu, rencanakan program TebuChain akan diapliksaikan juga ke PG lainnya. Termasuk oleh PG milik PTPN lainnya yang memproduksi gula.

“Penyatuan kedua aplikasi ini kebetulan punya PTPN XI yang juga akan dipakai yang lain. Saat ini untuk Sistem Informasi Manajemen Pabrik Gula (SIMPG) juga dipakai PTPN 2, PTPN 7, PTPN 9 dan PTPN 14,” ujarnya.

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto menjelaskan, aplikasi TebuChain ini sudah berjalan 8 bulan dan BRI terus mengembangkan fitur-fiturnya selama ini. Termasuk mengembangkan sistem yang terhubung dengan aplikasi milik PTPN XI.

“Jadi tahap awal aplikasi ini fungsinya bagaimana kita mengetahui loyalitas petani, karena yang kita tahu logistic gains juga ada di situ. Semakin jauh, semakin mahal harga tebu, semakin tidak efisien. Nah, untuk memastikan bahwa petani lebih suka menggiling tebu di PG terdekatnya, makanya PTPN dan BRI ini melakukan sinergi BUMN,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Amam, sistem aplikasi ini juga berguna untuk memastikan tebu-tebu petani tidak lari ke PG lain. Rendeman tebu juga bisa naik, sebab dampak susut dari pengangkutan tebu bisa dihindari.

Pada tahap awal, sudah berhasil 97 persen lebih petani sudah loyal kepada PG nya. Apalagi PTPN sendiri Sudah memiliki jadwal kapan waktunya tebang maupun giling.

“Nah di tahap kedua yang kita kembangkan sekarang adalah bagaimana petani tidak perlu lagi menunggu hasil lelang. Begitu sudah ada pemberitahuan DO (bukti kepemilikan gula) sekian dari pabrik, maka BRI bisa membantu mencairkan dana talangan kepada para petani,” imbuhnya.

Amam menambahkan, tingkat loyalitas petani terhadap PG maupun pihak bank pun dapat terkontrol. Ini akan menjadi salah satu alat untuk menentukan skoring terhadap kualitas kredit petani.

“Selain itu juga dapat menentukan skoring berapa luasan lahan yang dimiliki, dan bagaimana model irigasinya, itu menentukan berapa tingkat produktivitas petani tersebut,” katanya.(mid/rd)