Stunting Nganjuk Target 14 Persen Tahun 2024 Optimis Bisa Tercapai

Koordinator TPPS di bawah naungan, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencan (PPKB) Kabupaten Nganjuk Nafhan Tohawi mengatakan, sesuai dengan juklak dan juknis serta target dari pemerintah pusat.

Stunting Nganjuk Target 14 Persen Tahun 2024 Optimis Bisa Tercapai

Nganjuk, HB.net - Tim Percepatan Pnurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Nganjuk terus melaksanakan tugasnya, dan menekan pertumbuhan Stunting ditahun 2024 nanti hingga 14 persen.

Koordinator TPPS di bawah naungan, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencan (PPKB) Kabupaten Nganjuk Nafhan Tohawi mengatakan, sesuai dengan juklak dan juknis serta target dari pemerintah pusat. Bahwa Kabupaten Nganjuk dalam penurunan stunting tahun 2022 - 2023 ada penurunan dari 23,3 % menjadi 20 %. Dan untuk tahun 2024 targat yang harus dicapai sesuai program nasional di Kabupaten Nganjuk dari 20 % menjadi 14 % angka Stunting.

Meski demikian, selaku gugus tugas TPPS terus melakukan upaya-upaya dalam memperkecil munculnya stanting, bersama-sama stakeholder yang ada untuk percepatan penurunan stunting.

"Memang fokus penurunan stunting sebagai program prioritas langsung dari Pemerintah Pusat ditujukan kepada Bupati/Walikota," kata Nafhan pada HARIAN BANGSA.

Dijelaskan, pencapaian angka penurunan di tahun 2023 ini setidaknya tidak terlepas dalam kerja keras TPPS di setiap OPD, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, PUPR, Dinas LH, dan masih banyak yang lain.

"Saya masih tetap mengambil langkah yang sama, cuman ada peningkatan pola penanganan stunting agar target 14 % di 2024 tercapai," paparnya.

Menurut dia, PPKB sendiri akan menambah porsi pengawasan kususnya pada ibu hamil, ini yang akan menjadi target utama dalam memberikan asupan gizi yang cukup.

"Sangat jelas jika ibu saat masa kehamilan sehat maka, bayi yang dilahirkan diharapkan juga akan sehat," pungkas Nafhan.

Sementara Dinas Kesehatan melalui Kabid Pelayanan Masyarakat I Ketut Wijayadi mengatakan, di dalam TPPS  tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk yaitu Interfensi sepesifik dan sensitif.

"Secara sepesifik sasaran penagulanganya dari remaja putri harus memiliki setatus gizi yang bagus," kata Wijayadi.

Dijelaskan, sebenarnya ini siklus penanganan dari usia remaja putri, memasuki kehamilan, melahirkan, balita hingga hingga remaja lagi. Langkah Dinas Kesehatan dalam menginterfensi yaitu melalui Gerakan Masyarakat Remaja Putri (Gemaratri) dengan, pemberian gizi cukup dan asupan obat penambah darah. Tujuanya saat akan memasuki pernikahan mereka sudah memeiliki bekal dalam mengontrol kesehatan ibu dan anak sejak dalam kandungan.

Langkah inilah yang sudah dilaksanakan Dinkes dan hasilnya, angka penurunan stunting turun hingga mencapat 20 % per awal 2023. Sedangkan di 2024 kemungkinan target sekala Nasional untuk Nganjuk, bisa menurun hingga 14 % dimungkinkan target tersebut bisa tercapai syukur-syukur hingga 13 % angka penurunanya.

Berdasarkan data yang di catat dari hasil laporan dari Bidan wilayah, setiap hasil bulan timbang yang di catat kemudian dihimpun Koordinator Bidan Puskesmas, dan hasilnya disusun oleh Dinkes Nganjuk.

Hasil rekap bulan Timbang September 2023 di 20 kecamatan ada 3.038 anak penderita stunting, sekitar 5,76 %, dan yang masih tergolong tinggi angka Stunting berdasarkan urutan pertama Kecamatan Tanjunganom 409 anak, Kecamatan Rejoso 338 anak, dan diurutan ketiga Kecamatan Kertosono 282 anak.

"Saya sampaikan bahwa data yang kita keluarkan ini riel, dan kita himpun dari bawah melalui Bidan wilayah", jelas Wujayadi.(bam/ns)