Tim Pikat UPN Jatim Blusukan ke Sumenep,  Ajari Ubah Sabut Kelapa Jadi Cocofiber dan Cocopeat

Ahmad Khairul Faizin selaku tim anggota menambahkan, lokasi tersebut memiliki semangat sosial yang bagus sehingga mendukung suksesnya kegiatan.

Tim Pikat UPN Jatim Blusukan ke Sumenep,  Ajari Ubah Sabut Kelapa Jadi Cocofiber dan Cocopeat
Tim Pikat UPN Jatim ketik mengajari masyarakat Desa Lenteng Timur, Sumenep menggunakan mesin penguarai sabut kelapa menjadi lebih bernilai ekonomis tinggi.

Sumenep, HB.net - Tim akademisi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPNV Jatim) melalui program pengabdian pada masyarakat (pikat) blusukan hingga ke pedalaman Sumenep di Desa Lenteng Timur, Sumenep. Tim mengajari masyarakat desa yang merupakan sentra produksi kelapa itu mengubah limba sabut kelapa menjadi cocofiber dan cocopeat yang memiliki jual lebih tinggi.

“Seperti yang kita ketahui, masyarakat Desa Lenteng Timur mayoritas adalah petani kelapa dan masyarakat sekitar hanya memanfaatkan kelapa dengan mengolah daging buahnya saja. Sabut kelapa dibuang dan menjadi limbah di lingkungan,” ujar Ketua Pikat Wiliandi Saputro, S.T., M.Eng dalam rilisnya yang diterima HARIAN BANGSA, Selasa (23/08/2022).

Ahmad Khairul Faizin selaku tim anggota menambahkan, lokasi tersebut memiliki semangat sosial yang bagus sehingga mendukung suksesnya kegiatan. Desa Lenteng Timur merupakan salah satu daerah penghasil kelapa terbesar di Jawa Timur. Data Badan Pusat Statistik (2021), luas lahan perkebunan kelapa mencapai 3.114 hektare dengan produksi 2601 ton pada tahun 2020.

Dua modal dimanfaatkan sebaik mungkin oleh tim Pikat UPNV Jatim yang terdiri dari Wiliandi Saputro, Ahmad Khairul Faizin dan Tria Puspa Sari untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat hingga menghasilkan sebuah produk yang dapat dimanfaatkan. Kegiatan dibagi dalam dua sesi. Sesi penyuluhan terkaitlimbah sabut kelapa dan pengolahannya serta sesi praktik/demonstarsi pengolahan limbah sabut kelapa menjadi cocofiber dan cocopeat yang memiliki nilai ekonomi lebih.

“Pada sesi kedua masyarakat melakukan demonstrasi pengolahan limbah sabut kelapa menjadi cocofiber dan cocopeat.  Dengan menggunakan mesin ini, proses penguraian lebih cepat dan praktis,” ujarnya.

Tria Puspa Sari mengungkapkan, diharapkan kedepannya akan lebih banyak produk-produk yang dapat dikembangkan oleh Kelompok Tani Kelapa Sumekar Tani dan membuat produk limbah sabut kelapa menembus pasar ekspor hingga ke mancanegara.

“Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini menjadi pijakan wujud salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Inovasi ini berharap bisa memberi manfaat bagi masyarakat dan menjadi inspirasi agar barang limbah apapun bisa dimanfaatkan secara optimal,”pungkasnya. (*/ns)