BPS Jember : Penyumbang Inflasi Terbesar dari Komoditas Bensin

Kepala BPS Jember, Tri Erwandi mengatakan, pada realitasnya, memang terjadi deflasi pada komponen yang biasa menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni bahan makanan. Namun, pada inflasi kali ini, andil terbesar energi, yakni komoditas bensin.

BPS Jember : Penyumbang Inflasi Terbesar dari Komoditas Bensin

Jember, HB.net - Mendapat hadiah Dana Insentif Daerah (DID) atas prestasi penekanan inflasi dan pengendalian dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), menunjukkan angka inflasi tertinggi di Jawa Timur (Jatim).

Senin, (03/10/2022), Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, merilis secara resmi mengenai Indeks Harga Konsumen (IHK)/ inflasi Kabupaten Jember. Pada rilis tersebut, tercatat bahwa Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 1,37 persen di September 2022 dalam hitungan Month to Month (MtM).

Hal ini tentu menjadi kejutan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, pada Agustus 2022 mengalami deflasi sebesar 0,47 persen. Pada September sendiri, Pemkab Jember mulai menjalankan 10 strategi penekanan inflasi yang dikoordinasikan dengan segenap stakeholder.

Pemkab juga sempat mendapat DID dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) sebesar 10,36 miliar rupiah, atas kinerja penekanan inflasi dan pengendalian dampak kenaikan harga BBM.

Kepala BPS Jember, Tri Erwandi mengatakan, pada realitasnya, memang terjadi deflasi pada komponen yang biasa menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni bahan makanan. Namun, pada inflasi kali ini, andil terbesar energi, yakni komoditas bensin.

"Nah ini komponen energi menyumbang inflasi sebesar 10,14 persen, sedangkan komponen bahan makanan hanya terjadi deflasi 0,33 persen," jelasnya.

Bisa dilihat, terjadi penurunan yang cukup tinggi pada beberapa komponen bahan makanan, seperti tomat sebagai penyumbang deflasi terbesar, turun harga sebesar 27,39 persen, kemudian bawang merah, turun harga sebesar 18,85 persen, serta cabai merah dan rawit, masing- masing turun harga sebesar 15,87 persen dan 7,46 persen.

Namun hal tersebut masih kalah dengan komoditas bensin yang naik sebesar 24,83 persen, dengan andil inflasi terbesar. Selain itu, Jember menjadi Kabupaten tertinggi yang mengalami inflasi.

"Jember mengalami inflasi tertinggi di Jatim 5,96 persen menurut perhitungan sejak Januari, dan juga tertinggi menurut hitungan Year on Year (dari September tahun lalu ke September kini), sebesar 7,30 persen," paparnya.

Jadi, perlu menjadi kewaspadaan pemerintah daerah, khususnya pada tim pengendalian inflasi daerah (TPID). Ia berharap agar mereka dapat bekerja sama dengan segenap stakeholder untuk dapat melakukan kawalan terhadap komponen penyumbang inflasi.

"Masukan bagi TPID, dengan besarnya inflasi, kita perlu bersinergi dan berkolaborasi, menjaga supaya komoditas yang berpengaruh (andil inflasi), kita kawal bersama," pungkasnya. (yud/bil/diy)