Caon Pasutri Dilempari Paving oleh 30 Orang

Calon pasangan suami istri (Pasutri) asal Surabaya menjadi korban pengeroyokan orang tak dikenal.

Caon Pasutri Dilempari Paving oleh 30 Orang
Polisi menanyai korban yang menjalani perawatan di RSUD Sidoarjo.

Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Calon pasangan suami istri (Pasutri) asal Surabaya menjadi korban pengeroyokan orang tak dikenal. Korban HS dan RM dihentikan puluhan orang tak dikenal dengan cara dilempar batu lalu dikeroyok.

Kejadian itu dibenarkan Kapolsek Kota, Kompol Anggono Jaya. Menurutnya korban bersama saudaranya mendatangi Mapolsek Kota sekitar pukul 08.00 WIB untuk membuat laporan polisi atas kejadian tersebut.

"Kejadian itu sudah ditangani polisi dan masih melakukan penyelidikan," cetus Kompol Anggono Jaya, Minggu, (31/1).

Lebih lanjut dia menerangkan berdasarkan keterangan korban. Mulanya korban bersama calon istri mengendarai sepeda motor sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, korban berjalan dari Lingkar Timur hendak pulang ke Surabaya.

Sesampainya di simpang tiga traffic light Pucang, Jalan A.Yani, Jenggolo, Sidoarjo, korban dihentikan puluhan orang tak dikenal.  "Tiba-tiba korban dilempar batu paving. Kena si perempuannya," jelasnya.

Dari keterangan korban pula, saat kejadian tersebut terlihat banyak orang, sehingga korban tidak mengetahui betul darimana asal lemparan batu tersebut. "Ternyata di sana banyak orang. Sekitar 30-50-an orang," terangnya.

Tak berhenti disitu. Usai dilempar, korban sempat mengalami pengeroyokan. Namun insiden tersebut terhenti setelah tahu jika korbannya adalah perempuan.

Polisi menduga korban pengeroyokan di Jalan A.Yani, Jenggolo merupakan korban salah sasaran. Meski demikian, polisi masih mempelajari CCTV yang terpasang di sepanjang jalan raya tersebut.

Kompol Anggono Jaya mengatakan, pihaknya masih mendalami motif pelemparan paving dan pengeroyokan yang terjadi di Jalan A.Yani, Jenggolo.  "Masih kami dalami motifnya," jelasnya.

Sementara, Kanit Reskrim Polsek Kota Ipda Ali Mahmud menerangkan, dugaan awal polisi, HS dan RM menjadi korban salah sasaran. Sebab, di lokasi kejadian biasanya digunakan aksi balap liar.  "itu kan start-nya balap liar. Biasanya kan warga kanan kiri kalau ada balap liar. Dia standby di gang masing-masing. Mungkin itu salah sasaran," jelasnya.

Pelemparan paving itu mengenai RM yang duduk di Jok belakang. Usai dilempar paving, sekelompok orang tersebut sempat memukul korbannya. "Bisa jadi ini salah sasaran. Karena tidak ada barang-barang korban yang diambil," jelasnya.

Meski demikian, Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Sidoarjo untuk melihat hasil rekaman CCTV. Rekaman CCTV ini akan menjadi bukti terkait kasus pelemparan paving dan pengeroyokan.  "Ditunggu ya, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Termasuk melihat rekaman CCTV," tegasnya.(cat/rd)