Dewan Energi Nasional ke  Tuban, TPPI Diminta Bersiap Menuju Energi Ramah Lingkungan

Dalam kunjungannya DEN dipimpin oleh Anggota Satya Widya Yudha, lalu didampingi Agus Puji Prasetyono, Musri, As Natio Lasman dan Yusra Khan.

Dewan Energi Nasional ke  Tuban, TPPI Diminta Bersiap Menuju Energi Ramah Lingkungan
Kunjungan Dewan Energi Naisonal ke TPPI Tuban memberi banyak masukan sesuai dengan reguliasi yang ada.

Tuban, HB.net - Dewan Energi Nasional (DEN) telah mengunjungi Kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban dengan membahas beberapa poin penting.  Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima HARIAN BANGSA, pada Senin (7/3/2022) menyebutkan, rombongan DEN mengunjungi Kilang TPPI dilakukan, Jumat (5/3/2022).

Dalam kunjungannya DEN dipimpin oleh Anggota Satya Widya Yudha, lalu didampingi Agus Puji Prasetyono, Musri, As Natio Lasman dan Yusra Khan. Kemudian, hadir pula perwakilan Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis dan Pengawasan Energi. Lalu didampingi Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan, dan Biro Umum. Tak hanya itu, kunjungan DEN juga diterima langsung oleh GM TPPI Sugiyo.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha menyampaikan, kunjungan ini dalam rangka pelaksanaan UU 30/2007 tentang energi. Terutama, untuk mengatur ketentuan jenis, jumlah, waktu, dan lokasi Cadangan Penyangga Energi (CPE). Selain itu, juga menetapkan langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi.

"Kunjungan ke fasilitas pengolahan minyak bumi bertujuan untuk membahas identifikasi potensi lokasi penyimpanan CPE guna penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden tentang CPE," tetang Satya begitu disapa.

Kata dia, kegiatan ini termasuk bagian dari sosialisasi Peraturan Presiden 41/2016 tentang tata cara penetapan dan penanggulangan Krisis energi dan/atau darurat Energi. Sedangkan, CPE sendiri disediakan untuk menjamin ketahanan energi nasional. Selanjutnya, dikelola oleh pemerintah sesuai peraturan perundangan dan berasal di luar cadangan operasional.

"Hal ini dipergunakan untuk mengatasi kondisi krisis dan darurat energi. Serta disediakan secara bertahap sesuai kondisi keekonomian dan kemampuan keuangan negara," imbuh mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu.

Menurutnya, lokasi CPE pada penyimpanan eksisting terdapat excess capacity dan fasilitas yang idle. Sementara fasilitas baru didekat lokasi eksisting atau daerah sering terjadi kelangkaan.  Melalui ketentuan lokasi guna memenuhi aspek teknis dan keselamatan. Sehingga, mempertimbangkan jalur atau titik terdekat loading import serta kemudahan distribusi dan underground tank.

"Kami bertugas untuk menetapkan langkah-langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi. Krisis energi atau darurat energi ditetapkan berdasarkan kondisi teknis operasional dan kondisi nasional," beber Satya.

Diakhir kunjungannya, Satya Widya Yudha juga meminta, kepada TPPI agar dapat membuat SOP yang merujuk pada Peraturan Presiden 41/2016. Selanjutnya, memulai menuju energi hijau dengan teknologi yang ramah lingkungan. Sebab,  penanggulangannya melalui pelepasan CPE bisa melakukan penambahan impor energi serta kerja sama internasional.

Termasuk pula melakukan pembatasan ekspor energi, penghematan energi, pembatasan konsumsi energi dan percepatan proyek infrastruktur energi. Kemudian, CPR juga bisa mengalihkan penggunaan jenis energi, pembelian kelebihan tenaga listrik, dan tindakan lain sesuai rekomendasi DEN.

"Disisi lain TPPI juga harus mengutamakan pentingnya sisi lingkungan untuk keberlanjutan hidup. Diantaranya, dengan mulai melakukan proses transisi dari sumber energi fosil ke energi non fosil," pungkas Satya.

Sementara itu, GM TPPI, Sugiyo menyambut baik kehadiran DEN ke kilang TPPI Tuban. Ia berharap, dapat memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk mendukung tujuan kedatangan DEN.

"Informasi ini penting agar TPPI bisa mendukung program-program pemerintah," harap Sugiyo.(wan/ns)